Jumat, 07 Juni 2013

My Freaky Chainsaw


My Freaky Chainsaw

Hujan mengguyur kota Magelang tercinta, hembusan udara dingin membuat tubuh kecil Meita menggigil di balik jendela kamarnya yang terbuka. Sorot matanya seakan mencari-cari sesuatu di balik rintik- rintik hujan.
“Sayang, ada telpon dari Lanti nih,” suara ibu membuat Meita beranjak dari sarangrnya. Dengan langkah gontai,  Meita melangkah menuju ruang tengah dan mengangkat gagang telepon ke telinganya.
“Hallo...”
“Hallo nyil!!? Lama banget sih, eh kamu tau gag, aku dapet tiket nonton konser Homesick Alien di  Tribakti Hall looh!!trus....”, suara Lanti yang tak putus- purus membuat Meita sedikit menjauhkan gagang telepon dari telinganya, dan hanya iya iya saja.
“By the we suara lu jauh bgt si nyil”, Lanti mulai mengurangi daftar katanya.
“Hah?? Oh iya ndut, pasti dah aku temenin, beres! Dah dulu yah ndut ”. Meita langsung buru- buru menutup  gagang teleponnya.
&&&
Meita duduk di sekitar lapangan basket melihat pangeran hatinya sedang asyik mendrible bola. Fabian memang sangat suka bermain basket, dia sering menyempatkan bermain basket walaupun hanya sebentar ditengah kesibukannya sebagai pegawai di sebuah perusahaan advertisment.
“Eh Hunny, udah lama di situ sayang?” tanya Fabian yang baru  menyadari bahwa Meita tengah memperhatikannya. Meita tersenyum sebagai jawaban, sebenarnya hati Meita digelayuti perasaan galau.
“Maaf ya Mei, kemarin aku gag jawab pesan kamu soalnya aku lagi kerja,”  kata Fabian sambari menghampiri Meita. Terlihat jelas wajah tampan Fabian tersenyum melihat Meita, membuat lesung pipinya nampak.

 “Nggak apa-apa kok Bian, kamu kan sibuk,” kata Meita lirih lalu menundukkan pandangannya tak kuasa melihat wajah Fabian. Meita sudah tahu Bian akan berkata begitu. Sudah sebulan Bian seakan menghindarinya.
“Ini buat kamu,” Bian memberikan sebuah gelang kaca warna biru langit dan langsung memakaikannya pada pergelangan tangan kanan Meita. “Believe me, Aku selalu bersamamu, seperti langit di atas sana”. Kata- kata Bian membuat hati Meita kembali hangat. Senyuman kembali menghiasi wajah Meita membuat Fabian bernafas lega.
&&&
Jalanan Magelang  penuh sesak oleh kendaraan menuju Tribakti Hall. 1 Jam lagi konser akbar band indi Homesick Alien dari Yogyakarta akan segera dimulai. Sementara itu, Meita menatap jam tangannya dengan resah. Lanti tak kunjung tiba. Sembari menunggu, Meita memutuskan untuk berjalan- jalan disekitar gedung yang padat oleh pengunjung, tiba-tiba seorang pemuda menabraknya, membuat kaos putihnya terkena tumpahan kopi yang dibawa pemuda itu.
“Astaga! Sorry neng, yah kotor deh kaosnya,” pemuda itu langsung memberikan Jacket Homesick Alien pada Meita dan pergi begitu saja, sontak Meita menjadi sangat kesal karena kaos Freaky Chainsaw kebanggaannya menjadi kotor.
Kekesalan Meita runtuh, ketika pandangan matanya tertuju pada sosok yang sangat dikenalnya, rasa sesak memenuhi rongga dadanya,  bukan lagi karena kaosnya menjadi kotor, dan bukan juga karena Lanti tak kunjung tiba, melainkan ia melihat pemandangan yang sangat mengguncang hatinya. Orang yang begitu ia cintai bersama wanita lain.
&&&
“Eh kok lu  pulang- pulang dapet jaketnya Hanggoro Candra si vocalist band Homesick Alien?Lanti menarik nafas,ada id cardnya jugaa!” Lanti mulai nerocos tanpa henti. Sementara Meita melampiasakan kesedihannya dengan bermain Dota menjadi panglima di kubu elf, sampai-sampai Meita tak sadar hp mungilnya jatuh ke tangan Lanti yang super jahil.
“Lu nelpon siapa ndut? Jangan bilang lu nelpon si Candra pake hp gua!!”.
&&&
Satu Bulan kemudian..
            Setiap langkah disepanjang trotoar ini hanya menambah perih luka hati Meita. Fabian, orang yang begitu ia cintai  menghilang. Kejadian sebulan yang lalu masih sangat mengguncang hati Meita. Perih yang Fabian toreh benar-benar membuat Meita sangat terluka,  ditambah akhir- akhir ini  time-line di akun twitter Fabian selalu dibanjiri wanita yang bernama Feiran. Semua itu hanya menambah hati Meita bertambah sesak .
            “Heh Neng Freaky, si aneh, si bawel tukang marah- marah, kamu gak papa  kan?,” teriak Candra di tengah keramaian trotoar yang mulai merasa dianggurin.
“Nggak perlu teriak aku juga denger tauk, dasar Alienn!” Meita mulai sewot, membuat Candra langsung terkekeh meliat reaksi Meita.
Sejak kejadian di Tribakti Hall dan korban keusilan Lanti, Meita menjadi lebih akrab dengan si Homesick Alien, ia dan Candra sering meluangkan waktu bersama walaupun hanya sekedar makan siang di alun- alun kota sambil menikmati es krim vanilla kesukaan Meita. Disisi lain, Candra pun menjadi nyaman dengan adanya Meita, ia juga tak pernah menyesal sudah menumpahkan kopi di baju Meita, malah Candra bersyukur berkat kejadian itulah ia dapat mengenal gadis unik seperti Meita. Miss Freaky.
&&&
            “Tapi ndut..., aku yakin Bian pasti punya alasan, cuma aku belum tau aja..” terlihat Meita sedang ngobrol serius dengan Lanti di kamarnya.
            “Astaga Meita unyilku sayanggg, kenapa si kamu masi aja yakin sama si Bian yang ilang entah kemana? sementara Hanggoro Candra itu bisa bikin kamu bahagia lebih dari apa yang kamu kira. Sekarang kamu lihat? Si Alien  itu bela-belain pindah kosan ke Magelang cuma buat habisin liburan semesternya sama kamu,” Lanti mulai memberi petuah panjang kali lebar, sementara Meita kembali diam.
&&&
At Sarjito Hospital..
“Makasi ya sayang udah sempetin pulang ke Indonesia,” Fabian memeluk Feiran lembut ketika tiba-tiba pintu kamar diketuk.
“Masuk aja,” kata Feiran mempersilahkan.
“Haloo Freak!!! Hahaha bisa juga lu sakit ya...”
“Ah sial, gua juga manusia kaleee,” kata Bian. Candra lalu memeluk sahabatnya. Bian dan Candra memang sudah bersahabat sejak kecil. Tiba- tiba mata Candra menatap kaos putih Bian dan berkata,
“Kaos lu kayak gua pernah lihat nih.., tapi dimana ya?” Candra berusaha mengingat dan Bian langsung menyahut,
By the we, jadi siapa wanita beruntung si pencuri hati pangeran Alien pengemban mission imposible ke bumi?”
“Wah, ada yang lagi jatuh cinta nih kayaknya,” tambah Feiran tiba- tiba ikut nimbrung sambil cengengesan di samping Bian.
“Eh, baru sadar gua klo ada miss Perfectionist. Yah kapan- kapan gua kenalin deh sama kalian,” . Candra semakin serius dengan apa yang dia bicarakan, membuat Bian semakin antusias mendengarkan.
&&&&
Malam menyapa dengan penuh kedamaian, dipandanginya kaos putih bertuliskan Freaky Chainshaw. Airmata Meita kembali meleleh, ingatannya melayang pada beberapa bulan yang lalu, saat dimana ia dan Fabian bersama di lapangan basket. “Bukankah dia bilang akan selalu bersama? Tapi apa?,” batin Meita. Pandangannya beralih pada gelang biru langit yang masih ia kenakan hingga kini. Entah apa yang membuat Meita masih yakin bahwa Bian pasti punya alasan di balik semua skenario kehidupan yang dibuatnya. Lagu Secondhand Serenande mengalun di telinga Meita “Why do you do this to me?Why do you do this so easily? You make it hard to smile becauseYou make it hard to breathe”.
&&&
Bulan demi bulan berlalu, tak pernah ada tanda- tanda kehadiran Bian. Meita mencoba untuk tetap tegar menyimpan perih luka hatinya. Sekeras apapun Meita berusaha move on, bayangan Bian masih terpatri jelas di pikiran Meita. Seperti sekarang, setiap moment yang dia lakukan bersama Candra hanya kan menambah sesak hatinya. Semua mengingatkan Meita pada Fabian.
“Bengong aja, es krimnya meleleh neng, kena bajumu tuh” kata candra sambil menyodorkan sapu tangan pada Meita. “Barusan seperti De javu, tapi disebelahku harusnya Bian, bukan Candra,batin  Meita. Tanpa basa–basi Meita langsung melahap seluruh permukaan es krimnya. Pemandangan itu membuat Candra dan Meita sendiri terkekeh, “ Mau tambah lagi? Kamu kayaknya suka banget es krim Vanilla, persis sahabatku” tambah Candra. Meita kembali pasif mendengar ucapan Candra dan fokus dengan kaos kebanggaannya yang terkena noda es krim. Candra memperhatikan Meita yang tengah sibuk membersihkan kaos putihnyanya. Matanya tertuju pada tulisan Freaky Chainsaw. Candra masih berfikir.
“Mau ke Toilet dulu ya Alien, titip ini,” kata Meita buru- buru menitipkan hape pada Candra dan langsung meluncur ke toilet. Mata Candra terbelalak, jantung Candra seakan berhenti berdetak melihat wallpaper hape Meita, logikanya kembali beradu menghubung-hubungkan setiap peristiwa yang ada.
&&&
At Fabian’s Home
“tok ..tok.. tok”
“Masuk aja” jawab Fabian dari dalam masih sibuk dengan novelnya. Candra pun masuk, dan menatap tajam Bian dan berkata,
“Kenapa lu gag pernah cerita ke gua klo lu punya pacar? sekarang lu ninggalain dia tanpa kejelasan membuat dia gelisah sepanjang hari dan terjebak sama lu!!, seketika sorot mata Candra bagaikan mata tombak yang langsung menghunus dada Bian, membuat novel yang sedang dibacanya seketika jatuh kelantai.
“Lu kenal Meita?” tanya Bian mencoba setenang mungkin.
“Iya, dia adalah cewek yang bakal gua kenalin ke lu sama Feiran, sekarang gua tau apa yang membuat Meita gag bisa bener- bener nerima gua,” Candra bergumam lirih, “tapi itu karena dia masih percaya sama lu!,” teriak Candra mulai digerogoti emosi, nada bicaranya pun semakin meninggi.
“Gua ngelakuin itu semua karena gua punya alasan Can, gua gag mungkin dateng ke dia lagi dalam keadaan sakit kayak gini, kasian dia klo tar sama gua, gua gag mau dia susah”
“Asal lu tau ya Freak, dia tu tulus cinta sama lu!! Bahkan wallpaper hp dia aja masih foto lu berdua!, trus kaos freaky chainsaw juga dia sering banget pake, sama gelang bodoh dari lu itu, lu gag boleh kayak gini Freak!! gua tau lu juga cinta sama dia, gua sadar, dia emang diciptain buat lu, bukan buat gua.....”
“Tapi lu lebih bisa buat ngebahagiain dia daripada gua Can, lu normal, lu gag sakit!,” kata Bian sambil memukul kursi rodanya,“Gua gag mau jadi beban dia ntar, biar aja gua kaayk gini, tapi..dua minggu lagi gua selesai terapi, gua uda boleh jalan lagi...gua” tambah Bian lirih menahan air matanya.
“Ah Terserah lu Freak!, yang pasti gua gag terima lu kayak gini sama Meita”, potong Candra dan langsung berbalik meninggalkan ruangan.
&&&
Dua minggu berlalu sejak pertengkaran antara Candra dan Fabian. Candra menjadi lebih diam sekarang, membuat Meita bertanya- tanya dalam hati. Candra selalu mencoba tampak setenang mungkin, tetapi Meita mampu membaca Candra, Candra tidak benar-benar dalam keadaan baik.
“Emang apa yang mau kamu lihatin ke aku,?” tanya Meita.
“Nanti kamu juga tau, spesial buat ulang tahun kamu,” jawab Candra sambil tersenyum pada Meita. Sampai pada persimpangan menuju kosan Candra, tampaklah dua orang yang begitu Meita kenal. Bian dan gadis di twitter yang bernama Feiran. “Apa ini yang mau Candra lihatin ke aku?” batin Meita, hatinya perih melihat keduanya di depan mata.
 “Makasih ya Can, jadi ini kado yang mau kamu lihatin ke aku ya,” ucap Meita lirih, Candra hanya terdiam tak mampu berkata-kata. “Makasih juga ya Bi buat selama ini,” ucap Meita kemudian melepas gelang biru langit dan melemparkannya ke arah Bian hingga jatuh dan pecah menjadi dua bagian. Meita tak kuasa melihatnya dan memilih lari sejauh mungkin, tetapi Fabian langsung mengejar Meita, walaupun masih tertatih.
“Jangan lari Mei, maafin aku. Aku.................”
“Punya alasan,” lanjut Fabian dan Meita bersamaan. Fabian tersenyum pada Meita dan langsung memeluk Meita yang sedang menangis.
“Maaf aku udah menghilang, aku gag mau kamu kawatir karena aku sakit, tapi kata-kata Candra membuat aku yakin kamu memang tulus cinta sama aku....,” Fabian tak mampu melanjutkan kata- katanya.
 “Soal Feiran.....”, Fabian kembali melanjutkan.
“Dia adikmu kan, aku udah tau dari Candra,” sahut Meita.
“Trus kenapa tadi lari?,” tanya Fabian penasaran.
“ Karena kamu pasti bakalan ngejar aku. Because You are My Freaky Chainsaw,” bisik Meita langsung terkekeh. Fabian tersenyum dan langsung mencubit pipi Meita, membuat Meita sewot.
Happy Birthday hunny, will you marry me?”
            Speechless..Meita terharu mendengar kata-kata Fabian, air mata bahagia mengalir dipipi. “Ini adalah kado terindah di ulang yang pernah aku dapetin, Terimakasih Tuhan”, bisik Meita.
~Kalian tau kan?? Cinta akan hadir pada jiwa-jiwa yang percaya~
Aku dan Fabian..
THE END





 My Freaky Chainsaw
Hujan mengguyur kota Magelang tercinta, hembusan udara dingin membuat tubuh kecil Meita menggigil di balik jendela kamarnya yang terbuka. Sorot matanya seakan mencari-cari sesuatu di balik rintik- rintik hujan.
“Sayang, ada telpon dari Lanti nih,” suara ibu membuat Meita beranjak dari sarangrnya. Dengan langkah gontai,  Meita melangkah menuju ruang tengah dan mengangkat gagang telepon ke telinganya.
“Hallo...”
“Hallo nyil!!? Lama banget sih, eh kamu tau gag, aku dapet tiket nonton konser Homesick Alien di Gedung Tribakti looh!!trus....”, suara Lanti yang tak putus- purus membuat Meita sedikit menjauhkan gagang telepon dari telinganya, dan hanya iya iya saja.
“By the we suara lu jauh bgt si nyil”, Lanti mulai mengurangi daftar katanya.
“Hah?? Oh iya ndut, pasti dah aku temenin, beres! Dah dulu yah ndut ”.
&&&
Meita duduk di sekitar lapangan basket melihat pangeran hatinya sedang asyik mendrible bola. Fabian memang sangat suka bermain basket, dia sering menyempatkan bermain basket walaupun hanya sebentar ditengah kesibukannya sebagai pegawai di sebuah perusahaan advertisment.
“Eh Hunny, udah lama di situ sayang?” tanya Fabian yang baru  menyadari bahwa Meita tengah memperhatikannya. Meita tersenyum sebagai jawaban, sebenarnya hati Meita digelayuti perasaan galau.
“Maaf ya Mei, kemarin aku gag jawab pesan kamu soalnya aku lagi kerja,”  kata Fabian sambari menghampiri Meita. Terlihat jelas wajah tampan Fabian tersenyum melihat Meita, membuat lesung pipinya nampak
 “Nggak apa-apa kok Bian, kamu kan sibuk,” kata Meita lirih lalu menundukkan pandangannya tak kuasa melihat wajah Fabian. Meita sudah tahu Bian akan berkata begitu. Sudah sebulan Bian seakan menghindarinya.
“Ini buat kamu,” Bian memberikan sebuah gelang kaca warna biru langit dan langsung memakaikannya pada pergelangan tangan kanan Meita. “Trust me, Aku selalu bersamamu, seperti langit di atas sana”. Kata- kata Bian membuat hati Meita kembali hangat. Senyuman kembali menghiasi wajah Meita membuat Fabian bernafas lega.
&&&
Jalanan Magelang  penuh sesak oleh kendaraan menuju Tribakti Hall. 1 Jam lagi konser akbar band indi Homesick Alien dari Yogyakarta akan segera dimulai. Sementara itu, Meita menatap jam tangannya dengan resah. Lanti tak kunjung tiba. Sembari menunggu, Meita memutuskan untuk berjalan- jalan disekitar gedung yang padat oleh pengunjung, tiba-tiba seorang pemuda menabraknya, membuat kaos putihnya terkena tumpahan kopi yang dibawa pemuda itu.
“Astaga! Sorry neng, yah kotor deh kaosnya,” pemuda itu langsung memberikan Jacket Homesick Alien pada Meita dan pergi begitu saja, sontak Meita menjadi sangat kesal karena kaos Freaky Chainsaw kebanggaannya menjadi kotor.
Kekesalan Meita runtuh, ketika pandangan matanya tertuju pada sosok yang sangat dikenalnya, rasa sesak memenuhi rongga dadanya,  bukan lagi karena kaosnya menjadi kotor, dan bukan juga karena Lanti tak kunjung tiba, melainkan ia melihat pemandangan yang sangat mengguncang hatinya. Orang yang begitu ia cintai bersama wanita lain.
&&&
“Eh kok lu  pulang- pulang dapet jaketnya Hanggoro Candra si vocalist band Homesick Alien?Lanti menarik nafas,ada id cardnya jugaa!” Lanti mulai nerocos tanpa henti. Sementara Meita melampiasakan kesedihannya dengan bermain Dota menjadi panglima di kubu elf, sampai-sampai Meita tak sadar hp mungilnya jatuh ke tangan Lanti yang super jahil.
“Lu nelpon siapa ndut? Jangan bilang lu nelpon si Candra pake hp gua!!”.
&&&
Satu Bulan kemudian..
            Setiap langkah disepanjang trotoar ini hanya menambah perih luka hati Meita. Fabian, orang yang begitu ia cintai  menghilang. Kejadian sebulan yang lalu masih sangat mengguncang hati Meita. Perih yang Fabian toreh benar-benar membuat Meita sangat terluka,  ditambah akhir- akhir ini  time-line di akun twitter Fabian selalu dibanjiri wanita yang bernama Feiran. Semua itu hanya menambah hati Meita bertambah sesak .
            “Heh Neng Freaky, si aneh, si bawel tukang marah- marah, kamu gak papa  kan?,” teriak Candra di tengah keramaian trotoar yang mulai merasa dianggurin.
“Nggak perlu teriak aku juga denger tauk, dasar Alienn!” Meita mulai sewot, membuat Candra langsung terkekeh meliat reaksi Meita.
Sejak kejadian di Tribakti Hall dan korban keusilan Lanti, Meita menjadi lebih akrab dengan si Homesick Alien, ia dan Candra sering meluangkan waktu bersama walaupun hanya sekedar makan siang di alun- alun kota sambil menikmati es krim vanilla kesukaan Meita. Disisi lain, Candra pun menjadi nyaman dengan adanya Meita, ia juga tak pernah menyesal sudah menumpahkan kopi di baju Meita, malah Candra bersyukur berkat kejadian itulah ia dapat mengenal gadis unik seperti Meita. Miss Freaky.
&&&
            “Tapi ndut..., aku yakin Bian pasti punya alasan, cuma aku belum tau aja..” terlihat Meita sedang ngobrol serius dengan Lanti di kamarnya.
            “Astaga Meita unyilku sayanggg, kenapa si kamu masi aja yakin sama si Bian yang ilang entah kemana? sementara Hanggoro Candra itu bisa bikin kamu bahagia lebih dari apa yang kamu kira. Sekarang kamu lihat? Si Alien  itu bela-belain pindah kosan ke Magelang cuma buat habisin liburan semesternya sama kamu,” Lanti mulai memberi petuah panjang kali lebar, sementara Meita kembali diam.
&&&
At Sarjito Hospital..
“Makasi ya sayang udah sempetin pulang ke Indonesia,” Fabian memeluk Feiran lembut ketika tiba-tiba pintu kamar diketuk.
“Masuk aja,” kata Feiran mempersilahkan.
“Haloo Freak!!! Hahaha bisa juga lu sakit ya...”
“Ah sial, gua juga manusia kaleee,” kata Bian. Candra lalu memeluk sahabatnya. Bian dan Candra memang sudah bersahabat sejak kecil. Tiba- tiba mata Candra menatap kaos putih Bian dan berkata,
“Kaos lu kayak gua pernah lihat nih.., tapi dimana ya?” Candra berusaha mengingat dan Bian langsung menyahut,
By the we, jadi siapa wanita beruntung si pencuri hati pangeran Alien pengemban mission imposible ke bumi?”
“Wah, ada yang lagi jatuh cinta nih kayaknya,” tambah Feiran tiba- tiba ikut nimbrung sambil cengengesan di samping Bian.
“Eh, baru sadar gua klo ada miss Perfectionist. Yah kapan- kapan gua kenalin deh sama kalian,” . Candra semakin serius dengan apa yang dia bicarakan, membuat Bian semakin antusias mendengarkan.
&&&&
Malam menyapa dengan penuh kedamaian, dipandanginya kaos putih bertuliskan Freaky Chainshaw. Airmata Meita kembali meleleh, ingatannya melayang pada beberapa bulan yang lalu, saat dimana ia dan Fabian bersama di lapangan basket. “Bukankah dia bilang akan selalu bersama? Tapi apa?,” batin Meita. Pandangannya beralih pada gelang biru langit yang masih ia kenakan hingga kini. Entah apa yang membuat Meita masih yakin bahwa Bian pasti punya alasan di balik semua skenario kehidupan yang dibuatnya. Lagu Secondhand Serenande mengalun di telinga Meita “Why do you do this to me?Why do you do this so easily? You make it hard to smile becauseYou make it hard to breathe”.
&&&
Bulan demi bulan berlalu, tak pernah ada tanda- tanda kehadiran Bian. Meita mencoba untuk tetap tegar menyimpan perih luka hatinya. Sekeras apapun Meita berusaha move on, bayangan Bian masih terpatri jelas di pikiran Meita. Seperti sekarang, setiap moment yang dia lakukan bersama Candra hanya kan menambah sesak hatinya. Semua mengingatkan Meita pada Fabian.
“Bengong aja, es krimnya meleleh neng, kena bajumu tuh” kata candra sambil menyodorkan sapu tangan pada Meita. “Barusan seperti De javu, tapi disebelahku harusnya Bian, bukan Candra,batin  Meita. Tanpa basa–basi Meita langsung melahap seluruh permukaan es krimnya. Pemandangan itu membuat Candra dan Meita sendiri terkekeh, “ Mau tambah lagi? Kamu kayaknya suka banget es krim Vanilla, persis sahabatku” tambah Candra. Meita kembali pasif mendengar ucapan Candra dan fokus dengan kaos kebanggaannya yang terkena noda es krim. Candra memperhatikan Meita yang tengah sibuk membersihkan kaos putihnyanya. Matanya tertuju pada tulisan Freaky Chainsaw. Candra masih berfikir.
“Mau ke Toilet dulu ya Alien, titip ini,” kata Meita buru- buru menitipkan hape pada Candra dan langsung meluncur ke toilet. Mata Candra terbelalak, jantung Candra seakan berhenti berdetak melihat wallpaper hape Meita, logikanya kembali beradu menghubung-hubungkan setiap peristiwa yang ada.
&&&
At Fabian’s Home
“tok ..tok.. tok”
“Masuk aja” jawab Fabian dari dalam masih sibuk dengan novelnya. Candra pun masuk, dan menatap tajam Bian dan berkata,
“Kenapa lu gag pernah cerita ke gua klo lu punya pacar? sekarang lu ninggalain dia tanpa kejelasan membuat dia gelisah sepanjang hari dan terjebak sama lu!!, seketika sorot mata Candra bagaikan mata tombak yang langsung menghunus dada Bian, membuat novel yang sedang dibacanya seketika jatuh kelantai.
“Lu kenal Meita?” tanya Bian mencoba setenang mungkin.
“Iya, dia adalah cewek yang bakal gua kenalin ke lu sama Feiran, sekarang gua tau apa yang membuat Meita gag bisa bener- bener nerima gua,” Candra bergumam lirih, “tapi itu karena dia masih percaya sama lu!,” teriak Candra mulai digerogoti emosi, nada bicaranya pun semakin meninggi.
“Gua ngelakuin itu semua karena gua punya alasan Can, gua gag mungkin dateng ke dia lagi dalam keadaan sakit kayak gini, kasian dia klo tar sama gua, gua gag mau dia susah”
“Asal lu tau ya Freak, dia tu tulus cinta sama lu!! Bahkan wallpaper hp dia aja masih foto lu berdua!, trus kaos freaky chainsaw juga dia sering banget pake, sama gelang bodoh dari lu itu, lu gag boleh kayak gini Freak!! gua tau lu juga cinta sama dia, gua sadar, dia emang diciptain buat lu, bukan buat gua.....”
“Tapi lu lebih bisa buat ngebahagiain dia daripada gua Can, lu normal, lu gag sakit!,” kata Bian sambil memukul kursi rodanya,“Gua gag mau jadi beban dia ntar, biar aja gua kaayk gini, tapi..dua minggu lagi gua selesai terapi, gua uda boleh jalan lagi...gua” tambah Bian lirih menahan air matanya.
“Ah Terserah lu Freak!, yang pasti gua gag terima lu kayak gini sama Meita”, potong Candra dan langsung berbalik meninggalkan ruangan.
&&&
Dua minggu berlalu sejak pertengkaran antara Candra dan Fabian. Candra menjadi lebih diam sekarang, membuat Meita bertanya- tanya dalam hati. Candra selalu mencoba tampak setenang mungkin, tetapi Meita mampu membaca Candra, Candra tidak benar-benar dalam keadaan baik.
“Emang apa yang mau kamu lihatin ke aku,?” tanya Meita.
“Nanti kamu juga tau, spesial buat ulang tahun kamu,” jawab Candra sambil tersenyum pada Meita. Sampai pada persimpangan menuju kosan Candra, tampaklah dua orang yang begitu Meita kenal. Bian dan gadis di twitter yang bernama Feiran. “Apa ini yang mau Candra lihatin ke aku?” batin Meita, hatinya perih melihat keduanya di depan mata.
 “Makasih ya Can, jadi ini kado yang mau kamu lihatin ke aku ya,” ucap Meita lirih, Candra hanya terdiam tak mampu berkata-kata. “Makasih juga ya Bi buat selama ini,” ucap Meita kemudian melepas gelang biru langit dan melemparkannya ke arah Bian hingga jatuh dan pecah menjadi dua bagian. Meita tak kuasa melihatnya dan memilih lari sejauh mungkin, tetapi Fabian langsung mengejar Meita, walaupun masih tertatih.
“Jangan lari Mei, maafin aku. Aku.................”
“Punya alasan,” lanjut Fabian dan Meita bersamaan. Fabian tersenyum pada Meita dan langsung memeluk Meita yang sedang menangis.
“Maaf aku udah menghilang, aku gag mau kamu kawatir karena aku sakit, tapi kata-kata Candra membuat aku yakin kamu memang tulus cinta sama aku....,” Fabian tak mampu melanjutkan kata- katanya.
 “Soal Feiran.....”, Fabian kembali melanjutkan.
“Dia adikmu kan, aku udah tau dari Candra,” sahut Meita.
“Trus kenapa tadi lari?,” tanya Fabian penasaran.
“ Karena kamu pasti bakalan ngejar aku. Because You are My Freaky Chainsaw,” bisik Meita langsung terkekeh. Fabian tersenyum dan langsung mencubit pipi Meita, membuat Meita sewot.
Happy Birthday hunny, will you marry me?”
            Speechless..Meita terharu mendengar kata-kata Fabian, air mata bahagia mengalir dipipi. “Ini adalah kado terindah di ulang yang pernah aku dapetin, Terimakasih Tuhan”, bisik Meita.
~Kalian tau kan?? Cinta akan hadir pada jiwa-jiwa yang percaya~
Aku dan Fabian..
THE END







Tidak ada komentar:

Posting Komentar