My Freaky
Chainsaw
Hujan mengguyur kota Magelang tercinta, hembusan udara
dingin membuat tubuh kecil Meita menggigil di balik jendela kamarnya yang
terbuka. Sorot matanya seakan mencari-cari sesuatu di balik rintik- rintik
hujan.
“Sayang, ada telpon dari Lanti nih,” suara ibu membuat
Meita beranjak dari sarangrnya. Dengan langkah gontai, Meita melangkah menuju ruang tengah dan
mengangkat gagang telepon ke telinganya.
“Hallo...”
“Hallo nyil!!? Lama banget sih, eh kamu tau gag, aku
dapet tiket nonton konser Homesick Alien
di Tribakti Hall looh!!trus....”, suara Lanti yang tak putus- purus membuat
Meita sedikit menjauhkan gagang telepon dari telinganya, dan hanya iya iya
saja.
“By the we suara lu jauh bgt si nyil”, Lanti mulai mengurangi
daftar katanya.
“Hah?? Oh iya ndut, pasti dah aku temenin, beres! Dah
dulu yah ndut ”. Meita langsung buru- buru menutup gagang teleponnya.
&&&
Meita duduk di sekitar lapangan basket melihat pangeran
hatinya sedang asyik mendrible bola. Fabian memang sangat suka bermain basket,
dia sering menyempatkan bermain basket walaupun hanya sebentar ditengah
kesibukannya sebagai pegawai di sebuah perusahaan advertisment.
“Eh Hunny, udah
lama di situ sayang?” tanya Fabian yang baru
menyadari bahwa Meita tengah memperhatikannya. Meita tersenyum sebagai
jawaban, sebenarnya hati Meita digelayuti perasaan galau.
“Maaf ya Mei, kemarin aku gag jawab pesan kamu soalnya
aku lagi kerja,” kata Fabian sambari
menghampiri Meita. Terlihat jelas wajah tampan Fabian tersenyum melihat Meita,
membuat lesung pipinya nampak.
“Nggak apa-apa kok
Bian, kamu kan sibuk,” kata Meita lirih lalu menundukkan pandangannya tak kuasa
melihat wajah Fabian. Meita sudah tahu Bian akan berkata begitu. Sudah sebulan
Bian seakan menghindarinya.
“Ini buat kamu,” Bian memberikan sebuah gelang kaca warna
biru langit dan langsung memakaikannya pada pergelangan tangan kanan Meita. “Believe me, Aku selalu bersamamu, seperti langit di atas sana”. Kata- kata Bian membuat
hati Meita kembali hangat. Senyuman kembali menghiasi wajah Meita membuat
Fabian bernafas lega.
&&&
Jalanan Magelang
penuh sesak oleh kendaraan menuju Tribakti Hall. 1 Jam lagi konser akbar
band indi Homesick Alien dari
Yogyakarta akan segera dimulai. Sementara itu, Meita menatap jam tangannya
dengan resah. Lanti tak kunjung tiba. Sembari menunggu, Meita memutuskan untuk
berjalan- jalan disekitar gedung yang padat oleh pengunjung, tiba-tiba seorang
pemuda menabraknya, membuat kaos putihnya terkena tumpahan kopi yang dibawa
pemuda itu.
“Astaga! Sorry neng, yah kotor deh kaosnya,” pemuda itu
langsung memberikan Jacket Homesick Alien
pada Meita dan pergi begitu saja, sontak Meita menjadi sangat kesal karena kaos
Freaky Chainsaw kebanggaannya menjadi
kotor.
Kekesalan Meita runtuh, ketika pandangan matanya tertuju
pada sosok yang sangat dikenalnya, rasa sesak memenuhi rongga dadanya, bukan lagi karena kaosnya menjadi kotor, dan
bukan juga karena Lanti tak kunjung tiba, melainkan ia melihat pemandangan yang
sangat mengguncang hatinya. Orang yang begitu ia cintai bersama wanita lain.
&&&
“Eh kok lu pulang-
pulang dapet jaketnya Hanggoro Candra si vocalist band Homesick Alien?” Lanti
menarik nafas, “ada id cardnya jugaa!”
Lanti mulai nerocos tanpa henti. Sementara Meita melampiasakan kesedihannya
dengan bermain Dota menjadi panglima
di kubu elf, sampai-sampai Meita tak sadar hp mungilnya jatuh ke tangan Lanti
yang super jahil.
“Lu nelpon siapa ndut? Jangan bilang lu nelpon si Candra
pake hp gua!!”.
&&&
Satu
Bulan kemudian..
Setiap
langkah disepanjang trotoar ini hanya menambah perih luka hati Meita. Fabian,
orang yang begitu ia cintai menghilang. Kejadian
sebulan yang lalu masih sangat mengguncang hati Meita. Perih yang Fabian toreh
benar-benar membuat Meita sangat terluka, ditambah akhir- akhir ini time-line
di akun twitter Fabian selalu dibanjiri
wanita yang bernama Feiran. Semua itu hanya menambah hati Meita bertambah sesak
.
“Heh Neng
Freaky, si aneh, si bawel tukang marah- marah, kamu gak papa kan?,” teriak Candra di tengah keramaian
trotoar yang mulai merasa dianggurin.
“Nggak perlu teriak aku juga denger tauk, dasar Alienn!” Meita
mulai sewot, membuat Candra langsung terkekeh meliat reaksi Meita.
Sejak kejadian di Tribakti Hall dan korban keusilan Lanti,
Meita menjadi lebih akrab dengan si Homesick
Alien, ia dan Candra sering meluangkan waktu bersama walaupun hanya sekedar
makan siang di alun- alun kota sambil menikmati es krim vanilla kesukaan Meita.
Disisi lain, Candra pun menjadi nyaman dengan adanya Meita, ia juga tak pernah
menyesal sudah menumpahkan kopi di baju Meita, malah Candra bersyukur berkat
kejadian itulah ia dapat mengenal gadis unik seperti Meita. Miss Freaky.
&&&
“Tapi
ndut..., aku yakin Bian pasti punya alasan, cuma aku belum tau aja..” terlihat
Meita sedang ngobrol serius dengan Lanti di kamarnya.
“Astaga
Meita unyilku sayanggg, kenapa si kamu masi aja yakin sama si Bian yang ilang
entah kemana? sementara Hanggoro Candra itu bisa bikin kamu bahagia lebih dari
apa yang kamu kira. Sekarang kamu lihat? Si Alien itu bela-belain pindah kosan ke Magelang cuma
buat habisin liburan semesternya sama kamu,” Lanti mulai memberi petuah panjang
kali lebar, sementara Meita kembali diam.
&&&
At Sarjito Hospital..
“Makasi ya sayang udah sempetin pulang ke Indonesia,” Fabian
memeluk Feiran lembut ketika tiba-tiba pintu kamar diketuk.
“Masuk aja,” kata Feiran mempersilahkan.
“Haloo Freak!!! Hahaha bisa juga lu sakit ya...”
“Ah sial, gua juga manusia kaleee,” kata Bian. Candra lalu
memeluk sahabatnya. Bian dan Candra memang sudah bersahabat sejak kecil. Tiba-
tiba mata Candra menatap kaos putih Bian dan berkata,
“Kaos lu kayak gua pernah lihat nih.., tapi dimana ya?”
Candra berusaha mengingat dan Bian langsung menyahut,
“By the we, jadi
siapa wanita beruntung si pencuri hati pangeran Alien pengemban mission
imposible ke bumi?”
“Wah, ada yang lagi jatuh cinta nih kayaknya,” tambah Feiran
tiba- tiba ikut nimbrung sambil cengengesan di samping Bian.
“Eh, baru sadar gua klo ada miss Perfectionist. Yah kapan- kapan gua kenalin deh sama kalian,” . Candra
semakin serius dengan apa yang dia bicarakan, membuat Bian semakin antusias mendengarkan.
&&&&
Malam menyapa dengan penuh kedamaian, dipandanginya kaos
putih bertuliskan Freaky Chainshaw. Airmata
Meita kembali meleleh, ingatannya melayang pada beberapa bulan yang lalu, saat
dimana ia dan Fabian bersama di lapangan basket. “Bukankah dia bilang akan
selalu bersama? Tapi apa?,” batin Meita. Pandangannya beralih pada gelang biru
langit yang masih ia kenakan hingga kini. Entah apa yang membuat Meita masih
yakin bahwa Bian pasti punya alasan di balik semua skenario kehidupan yang
dibuatnya. Lagu Secondhand Serenande mengalun di telinga Meita “Why do you do this to me?Why do you do this
so easily? You make it hard to smile
becauseYou make it hard to breathe”.
&&&
Bulan demi bulan berlalu, tak pernah ada tanda- tanda kehadiran
Bian. Meita mencoba untuk tetap tegar menyimpan perih luka hatinya. Sekeras
apapun Meita berusaha move on, bayangan
Bian masih terpatri jelas di pikiran Meita. Seperti sekarang, setiap moment
yang dia lakukan bersama Candra hanya kan menambah sesak hatinya. Semua
mengingatkan Meita pada Fabian.
“Bengong aja, es krimnya meleleh neng, kena bajumu tuh”
kata candra sambil menyodorkan sapu tangan pada Meita. “Barusan seperti De javu, tapi disebelahku harusnya Bian,
bukan Candra,” batin Meita. Tanpa basa–basi Meita langsung melahap
seluruh permukaan es krimnya. Pemandangan itu membuat Candra dan Meita sendiri
terkekeh, “ Mau tambah lagi? Kamu kayaknya suka banget es krim Vanilla, persis
sahabatku” tambah Candra. Meita kembali pasif mendengar ucapan Candra dan fokus
dengan kaos kebanggaannya yang terkena noda es krim. Candra memperhatikan Meita
yang tengah sibuk membersihkan kaos putihnyanya. Matanya tertuju pada tulisan Freaky Chainsaw. Candra masih berfikir.
“Mau ke Toilet dulu ya Alien, titip ini,” kata Meita buru-
buru menitipkan hape pada Candra dan langsung meluncur ke toilet. Mata Candra
terbelalak, jantung Candra seakan berhenti berdetak melihat wallpaper hape
Meita, logikanya kembali beradu menghubung-hubungkan setiap peristiwa yang ada.
&&&
At Fabian’s Home
“tok ..tok.. tok”
“Masuk aja” jawab Fabian dari dalam masih sibuk dengan
novelnya. Candra pun masuk, dan menatap tajam Bian dan berkata,
“Kenapa lu gag pernah cerita ke gua klo lu punya pacar?
sekarang lu ninggalain dia tanpa kejelasan membuat dia gelisah sepanjang hari
dan terjebak sama lu!!, seketika sorot mata Candra bagaikan mata tombak yang
langsung menghunus dada Bian, membuat novel yang sedang dibacanya seketika jatuh
kelantai.
“Lu kenal Meita?” tanya Bian mencoba setenang mungkin.
“Iya, dia adalah cewek yang bakal gua kenalin ke lu sama
Feiran, sekarang gua tau apa yang membuat Meita gag bisa bener- bener nerima
gua,” Candra bergumam lirih, “tapi itu karena dia masih percaya sama lu!,” teriak
Candra mulai digerogoti emosi, nada bicaranya pun semakin meninggi.
“Gua ngelakuin itu semua karena gua punya alasan Can, gua
gag mungkin dateng ke dia lagi dalam keadaan sakit kayak gini, kasian dia klo
tar sama gua, gua gag mau dia susah”
“Asal lu tau ya Freak, dia tu tulus cinta sama lu!!
Bahkan wallpaper hp dia aja masih foto lu berdua!, trus kaos freaky chainsaw
juga dia sering banget pake, sama gelang bodoh dari lu itu, lu gag boleh kayak
gini Freak!! gua tau lu juga cinta sama dia, gua sadar, dia emang diciptain buat
lu, bukan buat gua.....”
“Tapi lu lebih bisa buat ngebahagiain dia daripada gua
Can, lu normal, lu gag sakit!,” kata Bian sambil memukul kursi rodanya,“Gua gag
mau jadi beban dia ntar, biar aja gua kaayk gini, tapi..dua minggu lagi gua
selesai terapi, gua uda boleh jalan lagi...gua” tambah Bian lirih menahan air
matanya.
“Ah Terserah lu Freak!, yang pasti gua gag terima lu kayak
gini sama Meita”, potong Candra dan langsung berbalik meninggalkan ruangan.
&&&
Dua minggu berlalu sejak pertengkaran antara Candra dan Fabian.
Candra menjadi lebih diam sekarang, membuat Meita bertanya- tanya dalam hati. Candra
selalu mencoba tampak setenang mungkin, tetapi Meita mampu membaca Candra, Candra
tidak benar-benar dalam keadaan baik.
“Emang apa yang mau kamu lihatin ke aku,?” tanya Meita.
“Nanti kamu juga tau, spesial buat ulang tahun kamu,”
jawab Candra sambil tersenyum pada Meita. Sampai pada persimpangan menuju kosan
Candra, tampaklah dua orang yang begitu Meita kenal. Bian dan gadis di twitter
yang bernama Feiran. “Apa ini yang mau Candra lihatin ke aku?” batin Meita, hatinya
perih melihat keduanya di depan mata.
“Makasih ya Can, jadi
ini kado yang mau kamu lihatin ke aku ya,” ucap Meita lirih, Candra hanya
terdiam tak mampu berkata-kata. “Makasih juga ya Bi buat selama ini,” ucap Meita
kemudian melepas gelang biru langit dan melemparkannya ke arah Bian hingga
jatuh dan pecah menjadi dua bagian. Meita tak kuasa melihatnya dan memilih lari
sejauh mungkin, tetapi Fabian langsung mengejar Meita, walaupun masih tertatih.
“Jangan lari Mei, maafin aku. Aku.................”
“Punya alasan,” lanjut Fabian dan Meita bersamaan. Fabian
tersenyum pada Meita dan langsung memeluk Meita yang sedang menangis.
“Maaf aku udah menghilang, aku gag mau kamu kawatir
karena aku sakit, tapi kata-kata Candra membuat aku yakin kamu memang tulus cinta
sama aku....,” Fabian tak mampu melanjutkan kata- katanya.
“Soal Feiran.....”,
Fabian kembali melanjutkan.
“Dia adikmu kan, aku udah tau dari Candra,” sahut Meita.
“Trus kenapa tadi lari?,” tanya Fabian penasaran.
“ Karena kamu pasti bakalan ngejar aku. Because You are My Freaky Chainsaw,” bisik Meita langsung terkekeh. Fabian
tersenyum dan langsung mencubit pipi Meita, membuat Meita sewot.
“Happy Birthday
hunny, will you marry me?”
Speechless..Meita
terharu mendengar kata-kata Fabian, air mata bahagia mengalir dipipi. “Ini adalah
kado terindah di ulang yang pernah aku dapetin, Terimakasih Tuhan”, bisik
Meita.
~Kalian tau
kan?? Cinta akan hadir pada jiwa-jiwa yang percaya~
Aku dan
Fabian..
THE END
My Freaky
Chainsaw
Hujan mengguyur kota Magelang tercinta, hembusan udara
dingin membuat tubuh kecil Meita menggigil di balik jendela kamarnya yang
terbuka. Sorot matanya seakan mencari-cari sesuatu di balik rintik- rintik
hujan.
“Sayang, ada telpon dari Lanti nih,” suara ibu membuat
Meita beranjak dari sarangrnya. Dengan langkah gontai, Meita melangkah menuju ruang tengah dan
mengangkat gagang telepon ke telinganya.
“Hallo...”
“Hallo nyil!!? Lama banget sih, eh kamu tau gag, aku
dapet tiket nonton konser Homesick Alien
di Gedung Tribakti looh!!trus....”, suara Lanti yang tak putus- purus membuat
Meita sedikit menjauhkan gagang telepon dari telinganya, dan hanya iya iya
saja.
“By the we suara lu jauh bgt si nyil”, Lanti mulai mengurangi
daftar katanya.
“Hah?? Oh iya ndut, pasti dah aku temenin, beres! Dah
dulu yah ndut ”.
&&&
Meita duduk di sekitar lapangan basket melihat pangeran
hatinya sedang asyik mendrible bola. Fabian memang sangat suka bermain basket,
dia sering menyempatkan bermain basket walaupun hanya sebentar ditengah
kesibukannya sebagai pegawai di sebuah perusahaan advertisment.
“Eh Hunny, udah
lama di situ sayang?” tanya Fabian yang baru
menyadari bahwa Meita tengah memperhatikannya. Meita tersenyum sebagai
jawaban, sebenarnya hati Meita digelayuti perasaan galau.
“Maaf ya Mei, kemarin aku gag jawab pesan kamu soalnya
aku lagi kerja,” kata Fabian sambari
menghampiri Meita. Terlihat jelas wajah tampan Fabian tersenyum melihat Meita,
membuat lesung pipinya nampak
“Nggak apa-apa kok
Bian, kamu kan sibuk,” kata Meita lirih lalu menundukkan pandangannya tak kuasa
melihat wajah Fabian. Meita sudah tahu Bian akan berkata begitu. Sudah sebulan
Bian seakan menghindarinya.
“Ini buat kamu,” Bian memberikan sebuah gelang kaca warna
biru langit dan langsung memakaikannya pada pergelangan tangan kanan Meita. “Trust
me, Aku selalu bersamamu, seperti langit di atas sana”. Kata- kata Bian membuat
hati Meita kembali hangat. Senyuman kembali menghiasi wajah Meita membuat
Fabian bernafas lega.
&&&
Jalanan Magelang
penuh sesak oleh kendaraan menuju Tribakti Hall. 1 Jam lagi konser akbar
band indi Homesick Alien dari
Yogyakarta akan segera dimulai. Sementara itu, Meita menatap jam tangannya
dengan resah. Lanti tak kunjung tiba. Sembari menunggu, Meita memutuskan untuk
berjalan- jalan disekitar gedung yang padat oleh pengunjung, tiba-tiba seorang
pemuda menabraknya, membuat kaos putihnya terkena tumpahan kopi yang dibawa
pemuda itu.
“Astaga! Sorry neng, yah kotor deh kaosnya,” pemuda itu
langsung memberikan Jacket Homesick Alien
pada Meita dan pergi begitu saja, sontak Meita menjadi sangat kesal karena kaos
Freaky Chainsaw kebanggaannya menjadi
kotor.
Kekesalan Meita runtuh, ketika pandangan matanya tertuju
pada sosok yang sangat dikenalnya, rasa sesak memenuhi rongga dadanya, bukan lagi karena kaosnya menjadi kotor, dan
bukan juga karena Lanti tak kunjung tiba, melainkan ia melihat pemandangan yang
sangat mengguncang hatinya. Orang yang begitu ia cintai bersama wanita lain.
&&&
“Eh kok lu pulang-
pulang dapet jaketnya Hanggoro Candra si vocalist band Homesick Alien?” Lanti
menarik nafas, “ada id cardnya jugaa!”
Lanti mulai nerocos tanpa henti. Sementara Meita melampiasakan kesedihannya
dengan bermain Dota menjadi panglima
di kubu elf, sampai-sampai Meita tak sadar hp mungilnya jatuh ke tangan Lanti
yang super jahil.
“Lu nelpon siapa ndut? Jangan bilang lu nelpon si Candra
pake hp gua!!”.
&&&
Satu
Bulan kemudian..
Setiap
langkah disepanjang trotoar ini hanya menambah perih luka hati Meita. Fabian,
orang yang begitu ia cintai menghilang. Kejadian
sebulan yang lalu masih sangat mengguncang hati Meita. Perih yang Fabian toreh
benar-benar membuat Meita sangat terluka, ditambah akhir- akhir ini time-line
di akun twitter Fabian selalu dibanjiri
wanita yang bernama Feiran. Semua itu hanya menambah hati Meita bertambah sesak
.
“Heh Neng
Freaky, si aneh, si bawel tukang marah- marah, kamu gak papa kan?,” teriak Candra di tengah keramaian
trotoar yang mulai merasa dianggurin.
“Nggak perlu teriak aku juga denger tauk, dasar Alienn!” Meita
mulai sewot, membuat Candra langsung terkekeh meliat reaksi Meita.
Sejak kejadian di Tribakti Hall dan korban keusilan Lanti,
Meita menjadi lebih akrab dengan si Homesick
Alien, ia dan Candra sering meluangkan waktu bersama walaupun hanya sekedar
makan siang di alun- alun kota sambil menikmati es krim vanilla kesukaan Meita.
Disisi lain, Candra pun menjadi nyaman dengan adanya Meita, ia juga tak pernah
menyesal sudah menumpahkan kopi di baju Meita, malah Candra bersyukur berkat
kejadian itulah ia dapat mengenal gadis unik seperti Meita. Miss Freaky.
&&&
“Tapi
ndut..., aku yakin Bian pasti punya alasan, cuma aku belum tau aja..” terlihat
Meita sedang ngobrol serius dengan Lanti di kamarnya.
“Astaga
Meita unyilku sayanggg, kenapa si kamu masi aja yakin sama si Bian yang ilang
entah kemana? sementara Hanggoro Candra itu bisa bikin kamu bahagia lebih dari
apa yang kamu kira. Sekarang kamu lihat? Si Alien itu bela-belain pindah kosan ke Magelang cuma
buat habisin liburan semesternya sama kamu,” Lanti mulai memberi petuah panjang
kali lebar, sementara Meita kembali diam.
&&&
At Sarjito Hospital..
“Makasi ya sayang udah sempetin pulang ke Indonesia,” Fabian
memeluk Feiran lembut ketika tiba-tiba pintu kamar diketuk.
“Masuk aja,” kata Feiran mempersilahkan.
“Haloo Freak!!! Hahaha bisa juga lu sakit ya...”
“Ah sial, gua juga manusia kaleee,” kata Bian. Candra lalu
memeluk sahabatnya. Bian dan Candra memang sudah bersahabat sejak kecil. Tiba-
tiba mata Candra menatap kaos putih Bian dan berkata,
“Kaos lu kayak gua pernah lihat nih.., tapi dimana ya?”
Candra berusaha mengingat dan Bian langsung menyahut,
“By the we, jadi
siapa wanita beruntung si pencuri hati pangeran Alien pengemban mission
imposible ke bumi?”
“Wah, ada yang lagi jatuh cinta nih kayaknya,” tambah Feiran
tiba- tiba ikut nimbrung sambil cengengesan di samping Bian.
“Eh, baru sadar gua klo ada miss Perfectionist. Yah kapan- kapan gua kenalin deh sama kalian,” . Candra
semakin serius dengan apa yang dia bicarakan, membuat Bian semakin antusias mendengarkan.
&&&&
Malam menyapa dengan penuh kedamaian, dipandanginya kaos
putih bertuliskan Freaky Chainshaw. Airmata
Meita kembali meleleh, ingatannya melayang pada beberapa bulan yang lalu, saat
dimana ia dan Fabian bersama di lapangan basket. “Bukankah dia bilang akan
selalu bersama? Tapi apa?,” batin Meita. Pandangannya beralih pada gelang biru
langit yang masih ia kenakan hingga kini. Entah apa yang membuat Meita masih
yakin bahwa Bian pasti punya alasan di balik semua skenario kehidupan yang
dibuatnya. Lagu Secondhand Serenande mengalun di telinga Meita “Why do you do this to me?Why do you do this
so easily? You make it hard to smile
becauseYou make it hard to breathe”.
&&&
Bulan demi bulan berlalu, tak pernah ada tanda- tanda kehadiran
Bian. Meita mencoba untuk tetap tegar menyimpan perih luka hatinya. Sekeras
apapun Meita berusaha move on, bayangan
Bian masih terpatri jelas di pikiran Meita. Seperti sekarang, setiap moment
yang dia lakukan bersama Candra hanya kan menambah sesak hatinya. Semua
mengingatkan Meita pada Fabian.
“Bengong aja, es krimnya meleleh neng, kena bajumu tuh”
kata candra sambil menyodorkan sapu tangan pada Meita. “Barusan seperti De javu, tapi disebelahku harusnya Bian,
bukan Candra,” batin Meita. Tanpa basa–basi Meita langsung melahap
seluruh permukaan es krimnya. Pemandangan itu membuat Candra dan Meita sendiri
terkekeh, “ Mau tambah lagi? Kamu kayaknya suka banget es krim Vanilla, persis
sahabatku” tambah Candra. Meita kembali pasif mendengar ucapan Candra dan fokus
dengan kaos kebanggaannya yang terkena noda es krim. Candra memperhatikan Meita
yang tengah sibuk membersihkan kaos putihnyanya. Matanya tertuju pada tulisan Freaky Chainsaw. Candra masih berfikir.
“Mau ke Toilet dulu ya Alien, titip ini,” kata Meita buru-
buru menitipkan hape pada Candra dan langsung meluncur ke toilet. Mata Candra
terbelalak, jantung Candra seakan berhenti berdetak melihat wallpaper hape
Meita, logikanya kembali beradu menghubung-hubungkan setiap peristiwa yang ada.
&&&
At Fabian’s Home
“tok ..tok.. tok”
“Masuk aja” jawab Fabian dari dalam masih sibuk dengan
novelnya. Candra pun masuk, dan menatap tajam Bian dan berkata,
“Kenapa lu gag pernah cerita ke gua klo lu punya pacar?
sekarang lu ninggalain dia tanpa kejelasan membuat dia gelisah sepanjang hari
dan terjebak sama lu!!, seketika sorot mata Candra bagaikan mata tombak yang
langsung menghunus dada Bian, membuat novel yang sedang dibacanya seketika jatuh
kelantai.
“Lu kenal Meita?” tanya Bian mencoba setenang mungkin.
“Iya, dia adalah cewek yang bakal gua kenalin ke lu sama
Feiran, sekarang gua tau apa yang membuat Meita gag bisa bener- bener nerima
gua,” Candra bergumam lirih, “tapi itu karena dia masih percaya sama lu!,” teriak
Candra mulai digerogoti emosi, nada bicaranya pun semakin meninggi.
“Gua ngelakuin itu semua karena gua punya alasan Can, gua
gag mungkin dateng ke dia lagi dalam keadaan sakit kayak gini, kasian dia klo
tar sama gua, gua gag mau dia susah”
“Asal lu tau ya Freak, dia tu tulus cinta sama lu!!
Bahkan wallpaper hp dia aja masih foto lu berdua!, trus kaos freaky chainsaw
juga dia sering banget pake, sama gelang bodoh dari lu itu, lu gag boleh kayak
gini Freak!! gua tau lu juga cinta sama dia, gua sadar, dia emang diciptain buat
lu, bukan buat gua.....”
“Tapi lu lebih bisa buat ngebahagiain dia daripada gua
Can, lu normal, lu gag sakit!,” kata Bian sambil memukul kursi rodanya,“Gua gag
mau jadi beban dia ntar, biar aja gua kaayk gini, tapi..dua minggu lagi gua
selesai terapi, gua uda boleh jalan lagi...gua” tambah Bian lirih menahan air
matanya.
“Ah Terserah lu Freak!, yang pasti gua gag terima lu kayak
gini sama Meita”, potong Candra dan langsung berbalik meninggalkan ruangan.
&&&
Dua minggu berlalu sejak pertengkaran antara Candra dan Fabian.
Candra menjadi lebih diam sekarang, membuat Meita bertanya- tanya dalam hati. Candra
selalu mencoba tampak setenang mungkin, tetapi Meita mampu membaca Candra, Candra
tidak benar-benar dalam keadaan baik.
“Emang apa yang mau kamu lihatin ke aku,?” tanya Meita.
“Nanti kamu juga tau, spesial buat ulang tahun kamu,”
jawab Candra sambil tersenyum pada Meita. Sampai pada persimpangan menuju kosan
Candra, tampaklah dua orang yang begitu Meita kenal. Bian dan gadis di twitter
yang bernama Feiran. “Apa ini yang mau Candra lihatin ke aku?” batin Meita, hatinya
perih melihat keduanya di depan mata.
“Makasih ya Can, jadi
ini kado yang mau kamu lihatin ke aku ya,” ucap Meita lirih, Candra hanya
terdiam tak mampu berkata-kata. “Makasih juga ya Bi buat selama ini,” ucap Meita
kemudian melepas gelang biru langit dan melemparkannya ke arah Bian hingga
jatuh dan pecah menjadi dua bagian. Meita tak kuasa melihatnya dan memilih lari
sejauh mungkin, tetapi Fabian langsung mengejar Meita, walaupun masih tertatih.
“Jangan lari Mei, maafin aku. Aku.................”
“Punya alasan,” lanjut Fabian dan Meita bersamaan. Fabian
tersenyum pada Meita dan langsung memeluk Meita yang sedang menangis.
“Maaf aku udah menghilang, aku gag mau kamu kawatir
karena aku sakit, tapi kata-kata Candra membuat aku yakin kamu memang tulus cinta
sama aku....,” Fabian tak mampu melanjutkan kata- katanya.
“Soal Feiran.....”,
Fabian kembali melanjutkan.
“Dia adikmu kan, aku udah tau dari Candra,” sahut Meita.
“Trus kenapa tadi lari?,” tanya Fabian penasaran.
“ Karena kamu pasti bakalan ngejar aku. Because You are My Freaky Chainsaw,” bisik Meita langsung terkekeh. Fabian
tersenyum dan langsung mencubit pipi Meita, membuat Meita sewot.
“Happy Birthday
hunny, will you marry me?”
Speechless..Meita
terharu mendengar kata-kata Fabian, air mata bahagia mengalir dipipi. “Ini adalah
kado terindah di ulang yang pernah aku dapetin, Terimakasih Tuhan”, bisik
Meita.
~Kalian tau
kan?? Cinta akan hadir pada jiwa-jiwa yang percaya~
Aku dan
Fabian..
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar