Sabtu, 16 Maret 2013

The Secret of Friendship


The Secret of Friendship
Risa membereskan buku-buku pelajarannya ketika jam menunjukkan pukul 10 malam. Kamar kos Risa yang terletak di lantai dua memungkinkan Risa melihat kebawah dengan leluasa. Terlihat Reon dan nona barbie bernama Jessica itu sedang berbicang seru, tertawa bersama, dan yang terakhir Jessica mencium pipi Reon sebelum mereka berpisah. Reon adalah penghuni kamar kos sebelah, teman sekampus Risa sekaligus makhluk paling menjengkelkan yang selalu merepotkannya dikala pagi.
“Tok tok tok!!,” ketukan pintu bertubi-tubi menggangu Risa yang tengah menyeduh mi instan, maklum tanggal tua. Risa tau apa yang akan dipinjam Reon, pasti buku Statistik Bu Ika, dan benar saja.
 “Hehe makasih banget ya Ris, kamu tu ajaib, selalu tau apa yang mau aku pinjem tanpa aku bicara lebih dulu.”
“Taulah, kamu kan selalu kayak gini tiap pagi, pinternya gag ketulungan tapi oon,” ucap Risa ngasal.
“Haha sialan lu ngil. Tar ke kampus bareng aku aja Ris, nggak usah naek Bis, ku tunggu di  bawah ya, bye”
&&&
            At kantin kampus
            Aroma masakan ibu kantin yang sedapnya mak nyoss membuat keluarga macan di perut Risa terbangun. Dipesannya sepiring nasi goreng porsi raksasa, sementara Lanti sahabatnya hanya memesan teh panas dan beberapa camilan keripik tahu kesukaannya. Risa tau Lanti tidak dalam keadaan baik, karena hanya membeli camilan saja.
            “Jadi kamu gag papa kan sama Agung?,” Risa membuka pembicaraan sambil menyeret kursi dan duduk disamping Lanti.
            “Entahlah, dia selalu saja mengalihkan pembicaraan kalau ku tanya tentang mantannya. Trus gimana kamu sama Reon? apa dia masih menyandang predikat sebagai makhluk menjengkelkan?”.
            “Yah, sabar aja deh, bisa aja dia masih sakit hati jadi gag mau cerita kan, mending jangan dipaksa,” ucap Risa sambil meneguk susu ultranya dan kembali berucap, “Iya lah, lu inget gag? habis dia nebengin gua ke kampus kemaren, si nona barbie itu langsung nyamperin dan maki-maki gua di depan umum, rese banget kan, untung si Reon jelasin semua,” rutuk Risa.
            Lanti tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Risa dan berkata,“ pasti mukanya jelek banget dia, tapi bego juga si Reon, udah tau dia pacarnya Jessi, pake acara nebeng-nebengin lu segala”.
            “Ini nasi goreng raksasanya mbak, nggak pedes,” nasi goreng porsi raksasa pesanan Risa datang juga, tanpa dikomando, Risa pun langsung melahap nasi goreng raksasanya, membuat Lanti geleng-geleng kepala melihat sahabatnya satu itu.
&&&
            “Pojok kiri Pak!!!,” teriak Risa pada Pak kondektur bus yang ditumpanginya. Matahari bersinar begitu terik ketika Risa turun dari bus dan berjalan menuju kosnya, tiba-tiba sebuah motor berhenti di dekat Risa dan wajah tampan itu terlihat ketika helmnya dibuka, membuat mata Risa sempat tak berkedip.
            “Maaf mbak, mau tanya alamat ini sebelah mana ya?,” tanya pemuda itu     sambil menyodorkan sebuah kertas.
            “Oh, jalan ini lurus aja, trus ada pertigaan nanti belok ke kanan, nah disitu,”jawab Risa.
            “Oh gitu ya, makasih ya”
&&&
            Malam hadir dengan lukisan bintang berkelap-kelip. Risa sangat suka menikmati indahnya bintang dari atap kosan dengan teman setianya, milk-tea. Jauh sebelum Reon berpacaran dengan Jessica, Reon selalu menemani Risa disini. Pandangan Risa menerawang jauh ke angkasa bersama bintang-bintang ketika sebuah suara mengagetkan Risa,
            “Kamu disini juga ya?.”
            “Hehe maaf, kaget yah, kenalin, namaku Toni, kamu Risa kan. Maksih ya tadi siang udah nunjukin alamat ini,” kata Toni langsung duduk disebelah Risa.
            “Iya aku Risa,” Risa bisa menebak Toni adalah anak kos baru disini dan setiap anak baru biasanya sudah bertemu Reon, “ Kamu udah ketemu Reon ya?,” tanya Risa.
            “Oh iya, dia tadi lagi keluar sama cewek cantik itu, mungkin pacarnya ya, aku cuma lihat dari jauh sih”.
            “Iya, baru sebulan pacaran. Mereka cocok kan, ganteng dan cantik,” ucap Risa. Pandangannya lurus menatap bintang-bintang di langit.
            “Iya, dan percuma saja cantik, kalau hatinya busuk”.
            Risa hanya mengangguk mendengar ucapan Toni. Rasanya seperti ada yang ingin disampaikan Toni dibalik ucapannya barusan, tetapi tak dihiraukan Risa. Tak lama kemudian terlihat Reon dan Jessica kembali. Seperti biasa, Jessica mencium pipi Reon. Entah kenapa hatinya berdesir. Ada rasa sedih di sudut hati Risa jika melihat pemandangan itu. Seharusnya Risa senang karena Reon yang kerap kali membuat Risa kesal sudah tidak terlalu menjengkelkan lagi setiap hari. Tapi kali ini, Risa benar-benar merindukan Reon yang dulu. Reon yang belum mengenal Jessica.
&&&
            Bulan-demi bulan berlalu, Risa dan Toni pun semakin dekat, bahkan sekarang Risa tak merasa sendiri lagi melihat bintang di atap kosan. Toni yang dulu pendiam pun menjadi sosok menyenangkan di mata Risa. Perlahan tapi pasti Toni mampu membuat hidup Risa lebih berwarna dan bermakna.
Disisi lain, kini Reon mulai merasa Risa banyak berubah, terlihat Risa sangat menjaga jarak dengannya. Semua itu karena Reon lebih sering bersama Jessica. Mata Reon menatap kelip-kelip bintang melalui jendela kamarnya, seolah-olah mencari apa penyebab kegalauan dalam hatinya. Sebenarnya Reon tau selama ini Risa menaruh hati padanya, mata teduh Risa tak pernah bisa berbohong di depannya, dan Reon tau itu. “Seharusnya kini aku berbahagia bersama Jessica yang cantik bak barbie itu, tapi kenapa justru aku merasa sangat kehilangan Risa? Dan apakah hanya emosi sesat aku menerima cinta Jessica? Apa hanya karena Jessica cantik? Ya Tuhan, kenapa aku benar-benar merindukan Risa, entah karena apa,” batin Reon mulai berkecamuk.
&&&
 “Inikah yang dinamakan Move on?,” tanya Risa pada dirinya sendiri. Risa sudah tak peduli lagi apa yang akan Reon lakukan dengan Jessica. Sudah cukup sakit batinnya menahan perasaan itu sendiri selama ini. Tak ada yang perlu dipertahanakan karena Reon sudah memilih Princessnya. “Dia pasti bahagia dengan pilihan hatinya,” bisik Risa dalam hati.
Hape Risa bergetar, ternyata pesan dari Toni
From : Toni 085XxxxxXXx
“Ris, Siap-siap untuk besok, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat, jangan protes!!” :p
Risa tersenyum kecil membaca pesan Toni lalu mengetik beberapa kata untuk membalasnya,
“Siap ndan! XD, sampai besok!!” J
Sent...
&&&
Senja mulai menampakkan rona jingga  ketika Toni berjalan menuju parkiran kampus. Tiba-tiba seorang wanita menghampiri Toni dan melingkarkan tangannya ke pinggang Toni,
“Hai beib, buru-buru amat mau pulang, ngopi dulu yuk, kalo gag mau aku marah nih,”wanita itu mulai merajuk, Toni hanya tersenyum.
“Sorry, aku adah janji mau keluar sama temen udah dari kemaren, kapan-kapan aja yah,” ucap Toni lembut, membuat wanita itu sangat kecewa.
Sementara itu Risa menunggu Toni di depan kosan ketika Reon tiba-tiba lewat. Mereka pun terlibat percakapan singkat setelah sekian lama saling diam.
“Hmm, nunggu Toni ya Ris?,” tembak Reon tanpa tedeng aling-aling.
“Iya,”jawab Risa datar.
“Oh, met have fun,” ucap Reon, langsung pergi. “Tak ada yang perlu dikhawatirkan, Toni orangnya baik, dan gag mungkin dia nyakitin Risa. kayak aku,” batin Reon.
&&&
Senja selalu punya cerita indah dibalik warna jingganya. Seperti sekarang, nonton film, makan es krim, foto-foto, bercerita dan tertawa lepas bersama Toni. Risa yang dulu seakan kembali bangkit. “Inilah move on yang sesugguhnya!!!” teriak Risa dalam hati.
Seiring berjalannya waktu, senja menghilang tergantikan oleh malam dan bintang-bintang di atas sana memberikan lukisan malam yang begitu indah.
“Makasih ya Ton, aku gag tau gimana jadinya kalo gag ada kamu,” ucap Risa, senyuman mengembang disudut bibirnya.
“Iya. Kamu tau Ris? sejatinya yang terlihat indah itu terkadang tak benar-benar indah, tetapi yang biasa saja malah lebih luar biasa indahnya, sekarang aku tau itu,” ucap Toni.
“Maksudmu??,”tanya Risa penasaran tak dapat menebak analogi Toni.
“Dulu, aku pernah mencintai keindahan lebih dari apapun, aku tak pernah sadar bahwa  terkadang keindahan itu hanyalah topeng kebusukan suatu diri, sampai pada akhirnya aku mampu menyibaknya perlahan, selanjutnya Tuhan mempertemukan aku dan kamu di kosan itu. Itu benar-benar di luar perkiraanku, aku merasa bersyukur mengenalmu”.
“Aku masih gag ngerti soal keindahan-keindahan itu Ton,” kata Risa. Toni hanya tersenyum geli melihat kebingungan di wajah Risa.
“Dengerin ini aja deh,pas banget sama kita sekarang,” Toni memutar lagu dari ponselnya, dan lagu The Everglow mengalun ceria.
Here's a night, and it shines, And it calls us on and on.
So be here by my side, and watch the stars.
They're ours.
Make a wish or just take charge.
The moment comes get lost and go far.
And our hearts are on The Everglow.
So just let go and fall into it.
&&&
Risa dan Toni sampai pada depan kosan ketika Jessica tengah mencium pipi Reon. Ya, itu adalah ritual yang sering Jessica lakukan ketika akan pamit pulang. Mereka berempat kini berhadap-hadapan dan hanya Jessica yang terlihat sangat kaget melihat kedatangan Risa dan Toni. Ada sebuah ketakutan besar di mata indah Jessica.
“Eh..Toni, aa..aku bisa jelasin ini semua Ton,” kata Jessica yang lagsung menghampiri Toni, sekaligus membuat tanda tanya besar pada Reon dan Risa, “apa lagi ini?,” batin Risa. Toni hanya tersenyum dan berkata,
“Gua udah tau ini semua dari lama Jess”
“Ta..tapi aku gag mau kamu mutusin aku sepihak kayak gitu Ton, aku cinta banget sama kamu,” Jessica mengguncang-guncangkan tangan Toni, tetapi seketika itu juga Toni menghempaskan tangan Jessica.
“Oh, jadi kayak gini kelakuan lu Jess,” ucap Reon tenang, membuat Jessica menoleh ke arah Reon.
“Gua cuma...,” belum sempat Jessica melanjutkan kata-katanya, sebuah tamparan keras mendarat di pipi Jessica,“Lu emang brengsek Jess!!”  kata Risa menatap tajam mata Jessica bak anak panah, yang kemudain berlari menginggalkan mereka. Terdengar Jessica menangis tersedu-sedu dari belakang. Disusul Toni yang berlari mengejar Risa. Sekarang Risa paham betul alaogi keindahan apa yang dimaksud oleh Toni.
“Seharusnya lu banyak bersyukur Jess, lu dikasih kecantikan sama Tuhan, awalnya gua pikir lu cewek baik-baik Jess, tapi ternyata lu gag lebih baik dari sampah, gua uda salah besar nilai lu,” kata Reon.
“Reon, maafin gua ..,” Jessica masih terisak.
“Lu gag perlu minta maaf sama gua, tapi minta maaf sama Toni noh, dari sebelum kita kenal, gua udah kenal Toni lebih dulu dan gua juga tau lu cewek Toni, sahabat gua,” Reon menghela nafas panjang, dan kembali berkata,
“Lu gag pernah tau kan gimana frustasinya Toni waktu lu tiba-tiba nembak gua?! Sampai akhirnya gua cerita sama Toni dan dia nyuruh gua buat nerima lu,”Reon berusaha menahan emosi.
“Reon, maafin gua...”
“Dan karena kejadian itu juga, gua harus relain cewek yang udah lama gua cinta sama orang lain,” Reon tersenyum getir, air mata menggenang di pelupuk matanya. Ada perasaan lega dalam hatinya menguak itu semua.

“Dan karena kejadian itu juga, gua harus relain cewek yang udah lama gua cinta sama orang lain,” Reon tersenyum getir, air mata menggenang di pelupuk matanya. Ada perasaan lega dalam hatinya menguak itu semua.
 “Udah cukup Risa menderita karena ini semua, biarlah aku saja yang berkorban untuk orang-orang yang aku sayangi, Toni dan Risa... biar hatinya yang memilih.....” batin Reon.
&&&
Sebulan kemudian
“Wuaaaa pantai!!,” teriak Risa yang langsung turun dari motor dan berlari.
“How beautiful this moment,”ucap Toni dalam hati,  pandangannya terfokus pada Risa yang tengah berlari. Toni mengejarnya dari belakang.
“Kenapa senyum-senyum sendiri Ton?,” tanya Risa penasaran.
“Hehehe nggak kok,”jawab Toni sekenanya. Padahal Toni benar-benar bahagia hari ini karena bisa jalan-jalan lagi sama Risa.
“Hmm mencurigakan..,” kata Risa penuh selidik, matanya yang besar menatap tajam mata Toni, membuat Toni salah tingkah, dan Risa langsung terkekeh membaca itu.
“Huh dasar kamu ini gag da romantis-romantisnya Ris, panggil sayang kek, beib atau hunny kek, kita kan dah sebulan jadian,” Toni ngambek, dan membuat Risa lebih terkekeh kali ini.
“Ris, jangan kemana-mana ya,” ucap Toni serius, jemarinya langsung mengapit jemari Risa seakan takut kehilangan, membuat Risa menoleh ke arah Toni dan menghentikan aktifitas tertawanya.
“Nggak Sayang,” kata Risa kemudian tersenyum dan memeluk Toni.
“Aku sayang kamu....” bisik Risa, bersamaan dengan debur obak lautan.
“Kamu bilang apa barusan?,” Tanya Toni.
“Ah nggak” jawab Risa dengan muka usilnya, dan langsung berlari ke pantai bermain air .Toni langsung tersenyum dan mengejar Risa. Keceriaan hari ini merupakan anugrah terindah dari Tuhan untuk jiwa-jiwa yang kuat.
Inilah jalan yang aku pilih..
Hatiku telah memilihmu...

THE END
Story-by Ichi
Ilustration-by Hanggoro Candra
p�rV5�!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar