The Secret of Friendship
Risa membereskan buku-buku pelajarannya ketika jam
menunjukkan pukul 10 malam. Kamar kos Risa yang terletak di lantai dua
memungkinkan Risa melihat kebawah dengan leluasa. Terlihat Reon dan nona barbie bernama Jessica itu sedang berbicang
seru, tertawa bersama, dan yang terakhir Jessica mencium pipi Reon sebelum
mereka berpisah. Reon adalah penghuni kamar kos sebelah, teman sekampus Risa
sekaligus makhluk paling menjengkelkan yang selalu merepotkannya dikala pagi.
“Tok tok tok!!,” ketukan pintu bertubi-tubi menggangu
Risa yang tengah menyeduh mi instan, maklum tanggal tua. Risa tau apa yang akan
dipinjam Reon, pasti buku Statistik Bu Ika, dan benar saja.
“Hehe makasih
banget ya Ris, kamu tu ajaib, selalu tau apa yang mau aku pinjem tanpa aku
bicara lebih dulu.”
“Taulah, kamu kan selalu kayak gini tiap pagi, pinternya
gag ketulungan tapi oon,” ucap Risa ngasal.
“Haha sialan lu ngil. Tar ke kampus bareng aku aja Ris,
nggak usah naek Bis, ku tunggu di bawah
ya, bye”
&&&
At
kantin kampus
Aroma
masakan ibu kantin yang sedapnya mak
nyoss membuat keluarga macan di perut Risa terbangun. Dipesannya sepiring
nasi goreng porsi raksasa, sementara Lanti sahabatnya hanya memesan teh panas
dan beberapa camilan keripik tahu kesukaannya. Risa tau Lanti tidak dalam
keadaan baik, karena hanya membeli camilan saja.
“Jadi
kamu gag papa kan sama Agung?,” Risa membuka pembicaraan sambil menyeret kursi
dan duduk disamping Lanti.
“Entahlah,
dia selalu saja mengalihkan pembicaraan kalau ku tanya tentang mantannya. Trus
gimana kamu sama Reon? apa dia masih menyandang predikat sebagai makhluk
menjengkelkan?”.
“Yah,
sabar aja deh, bisa aja dia masih sakit hati jadi gag mau cerita kan, mending
jangan dipaksa,” ucap Risa sambil meneguk susu ultranya dan kembali berucap, “Iya lah, lu inget gag? habis dia
nebengin gua ke kampus kemaren, si nona barbie itu langsung nyamperin dan
maki-maki gua di depan umum, rese banget kan, untung si Reon jelasin semua,” rutuk
Risa.
Lanti
tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Risa dan berkata,“ pasti mukanya jelek
banget dia, tapi bego juga si Reon, udah tau dia pacarnya Jessi, pake acara nebeng-nebengin
lu segala”.
“Ini
nasi goreng raksasanya mbak, nggak pedes,” nasi goreng porsi raksasa pesanan
Risa datang juga, tanpa dikomando, Risa pun langsung melahap nasi goreng
raksasanya, membuat Lanti geleng-geleng kepala melihat sahabatnya satu itu.
&&&
“Pojok
kiri Pak!!!,” teriak Risa pada Pak kondektur bus yang ditumpanginya. Matahari
bersinar begitu terik ketika Risa turun dari bus dan berjalan menuju kosnya,
tiba-tiba sebuah motor berhenti di dekat Risa dan wajah tampan itu terlihat
ketika helmnya dibuka, membuat mata Risa sempat tak berkedip.
“Maaf
mbak, mau tanya alamat ini sebelah mana ya?,” tanya pemuda itu sambil menyodorkan sebuah kertas.
“Oh,
jalan ini lurus aja, trus ada pertigaan nanti belok ke kanan, nah disitu,”jawab
Risa.
“Oh gitu
ya, makasih ya”
&&&
Malam hadir dengan lukisan bintang berkelap-kelip. Risa sangat suka
menikmati indahnya bintang dari atap kosan dengan teman setianya, milk-tea. Jauh sebelum Reon berpacaran
dengan Jessica, Reon selalu menemani Risa disini. Pandangan Risa menerawang
jauh ke angkasa bersama bintang-bintang ketika sebuah suara mengagetkan Risa,
“Kamu
disini juga ya?.”
“Hehe maaf,
kaget yah, kenalin, namaku Toni, kamu Risa kan. Maksih ya tadi siang udah
nunjukin alamat ini,” kata Toni langsung duduk disebelah Risa.
“Iya aku
Risa,” Risa bisa menebak Toni adalah anak kos baru disini dan setiap anak baru
biasanya sudah bertemu Reon, “ Kamu udah ketemu Reon ya?,” tanya Risa.
“Oh iya,
dia tadi lagi keluar sama cewek cantik itu, mungkin pacarnya ya, aku cuma lihat
dari jauh sih”.
“Iya,
baru sebulan pacaran. Mereka cocok kan, ganteng dan cantik,” ucap Risa.
Pandangannya lurus menatap bintang-bintang di langit.
“Iya,
dan percuma saja cantik, kalau hatinya busuk”.
Risa
hanya mengangguk mendengar ucapan Toni. Rasanya seperti ada yang ingin
disampaikan Toni dibalik ucapannya barusan, tetapi tak dihiraukan Risa. Tak
lama kemudian terlihat Reon dan Jessica kembali. Seperti biasa, Jessica mencium
pipi Reon. Entah kenapa hatinya berdesir. Ada rasa sedih di sudut hati Risa
jika melihat pemandangan itu. Seharusnya Risa senang karena Reon yang kerap
kali membuat Risa kesal sudah tidak terlalu menjengkelkan lagi setiap hari.
Tapi kali ini, Risa benar-benar merindukan Reon yang dulu. Reon yang belum
mengenal Jessica.
&&&
Bulan-demi
bulan berlalu, Risa dan Toni pun semakin dekat, bahkan sekarang Risa tak merasa
sendiri lagi melihat bintang di atap kosan. Toni yang dulu pendiam pun menjadi
sosok menyenangkan di mata Risa. Perlahan tapi pasti Toni mampu membuat hidup
Risa lebih berwarna dan bermakna.
Disisi lain, kini Reon mulai merasa Risa banyak berubah, terlihat
Risa sangat menjaga jarak dengannya. Semua itu karena Reon lebih sering bersama
Jessica. Mata Reon menatap kelip-kelip bintang melalui jendela kamarnya,
seolah-olah mencari apa penyebab kegalauan dalam hatinya. Sebenarnya Reon tau
selama ini Risa menaruh hati padanya, mata teduh Risa tak pernah bisa berbohong
di depannya, dan Reon tau itu. “Seharusnya kini aku berbahagia bersama Jessica
yang cantik bak barbie itu, tapi
kenapa justru aku merasa sangat kehilangan Risa? Dan apakah hanya emosi sesat
aku menerima cinta Jessica? Apa hanya karena Jessica cantik? Ya Tuhan, kenapa
aku benar-benar merindukan Risa, entah karena apa,” batin Reon mulai
berkecamuk.
&&&
“Inikah yang
dinamakan Move on?,” tanya Risa pada dirinya sendiri. Risa sudah tak peduli
lagi apa yang akan Reon lakukan dengan Jessica. Sudah cukup sakit batinnya
menahan perasaan itu sendiri selama ini. Tak ada yang perlu dipertahanakan
karena Reon sudah memilih Princessnya.
“Dia pasti bahagia dengan pilihan hatinya,” bisik Risa dalam hati.
Hape Risa bergetar, ternyata pesan dari Toni
From
: Toni 085XxxxxXXx
“Ris,
Siap-siap untuk besok, aku mau ngajak kamu ke suatu tempat, jangan protes!!” :p
Risa tersenyum kecil membaca pesan Toni lalu mengetik
beberapa kata untuk membalasnya,
“Siap
ndan! XD, sampai besok!!” J
Sent...
&&&
Senja mulai menampakkan rona jingga ketika Toni berjalan menuju parkiran kampus.
Tiba-tiba seorang wanita menghampiri Toni dan melingkarkan tangannya ke
pinggang Toni,
“Hai beib,
buru-buru amat mau pulang, ngopi dulu yuk, kalo gag mau aku marah nih,”wanita
itu mulai merajuk, Toni hanya tersenyum.
“Sorry, aku adah janji mau keluar sama temen udah dari
kemaren, kapan-kapan aja yah,” ucap Toni lembut, membuat wanita itu sangat
kecewa.
Sementara itu Risa menunggu Toni di depan kosan ketika
Reon tiba-tiba lewat. Mereka pun terlibat percakapan singkat setelah sekian
lama saling diam.
“Hmm, nunggu Toni ya Ris?,” tembak Reon tanpa tedeng
aling-aling.
“Iya,”jawab Risa datar.
“Oh, met have fun,” ucap Reon, langsung pergi. “Tak ada
yang perlu dikhawatirkan, Toni orangnya baik, dan gag mungkin dia nyakitin Risa.
kayak aku,” batin Reon.
&&&
Senja selalu punya cerita indah dibalik warna jingganya.
Seperti sekarang, nonton film, makan es krim, foto-foto, bercerita dan tertawa
lepas bersama Toni. Risa yang dulu seakan kembali bangkit. “Inilah move on yang sesugguhnya!!!” teriak Risa
dalam hati.
Seiring berjalannya waktu, senja menghilang tergantikan
oleh malam dan bintang-bintang di atas sana memberikan lukisan malam yang
begitu indah.
“Makasih ya Ton, aku gag tau gimana jadinya kalo gag ada
kamu,” ucap Risa, senyuman mengembang disudut bibirnya.
“Iya. Kamu tau Ris? sejatinya yang terlihat indah itu
terkadang tak benar-benar indah, tetapi yang biasa saja malah lebih luar biasa
indahnya, sekarang aku tau itu,” ucap Toni.
“Maksudmu??,”tanya Risa penasaran tak dapat menebak
analogi Toni.
“Dulu, aku pernah mencintai keindahan lebih dari apapun,
aku tak pernah sadar bahwa terkadang keindahan
itu hanyalah topeng kebusukan suatu diri, sampai pada akhirnya aku mampu
menyibaknya perlahan, selanjutnya Tuhan mempertemukan aku dan kamu di kosan
itu. Itu benar-benar di luar perkiraanku, aku merasa bersyukur mengenalmu”.
“Aku masih gag ngerti soal keindahan-keindahan itu Ton,”
kata Risa. Toni hanya tersenyum geli melihat kebingungan di wajah Risa.
“Dengerin ini aja deh,pas banget sama kita sekarang,”
Toni memutar lagu dari ponselnya, dan lagu The
Everglow mengalun ceria.
Here's
a night, and it shines, And it calls us on and on.
So
be here by my side, and watch the stars.
They're
ours.
Make
a wish or just take charge.
The
moment comes get lost and go far.
And
our hearts are on The Everglow.
So
just let go and fall into it.
&&&
Risa dan Toni sampai pada depan kosan ketika Jessica
tengah mencium pipi Reon. Ya, itu adalah ritual yang sering Jessica lakukan
ketika akan pamit pulang. Mereka berempat kini berhadap-hadapan dan hanya Jessica
yang terlihat sangat kaget melihat kedatangan Risa dan Toni. Ada sebuah
ketakutan besar di mata indah Jessica.
“Eh..Toni, aa..aku bisa jelasin ini semua Ton,” kata
Jessica yang lagsung menghampiri Toni, sekaligus membuat tanda tanya besar pada
Reon dan Risa, “apa lagi ini?,” batin Risa. Toni hanya tersenyum dan berkata,
“Gua udah tau ini semua dari lama Jess”
“Ta..tapi aku gag mau kamu mutusin aku sepihak kayak gitu
Ton, aku cinta banget sama kamu,” Jessica mengguncang-guncangkan tangan Toni,
tetapi seketika itu juga Toni menghempaskan tangan Jessica.
“Oh, jadi kayak gini kelakuan lu Jess,” ucap Reon tenang,
membuat Jessica menoleh ke arah Reon.
“Gua cuma...,” belum sempat Jessica melanjutkan
kata-katanya, sebuah tamparan keras mendarat di pipi Jessica,“Lu emang brengsek
Jess!!” kata Risa menatap tajam mata
Jessica bak anak panah, yang kemudain berlari menginggalkan mereka. Terdengar
Jessica menangis tersedu-sedu dari belakang. Disusul Toni yang berlari mengejar
Risa. Sekarang Risa paham betul alaogi keindahan apa yang dimaksud oleh Toni.
“Seharusnya lu banyak bersyukur Jess, lu dikasih
kecantikan sama Tuhan, awalnya gua pikir lu cewek baik-baik Jess, tapi ternyata
lu gag lebih baik dari sampah, gua uda salah besar nilai lu,” kata Reon.
“Reon, maafin gua ..,” Jessica masih terisak.
“Lu gag perlu minta maaf sama gua, tapi minta maaf sama
Toni noh, dari sebelum kita kenal, gua udah kenal Toni lebih dulu dan gua juga
tau lu cewek Toni, sahabat gua,” Reon menghela nafas panjang, dan kembali berkata,
“Lu gag pernah tau kan gimana frustasinya Toni waktu lu
tiba-tiba nembak gua?! Sampai akhirnya gua cerita sama Toni dan dia nyuruh gua
buat nerima lu,”Reon berusaha menahan emosi.
“Reon, maafin gua...”
“Dan karena kejadian itu juga, gua harus relain cewek
yang udah lama gua cinta sama orang lain,” Reon tersenyum getir, air mata
menggenang di pelupuk matanya. Ada perasaan lega dalam hatinya menguak itu
semua.
“Dan karena kejadian itu juga, gua harus relain cewek
yang udah lama gua cinta sama orang lain,” Reon tersenyum getir, air mata
menggenang di pelupuk matanya. Ada perasaan lega dalam hatinya menguak itu
semua.
“Udah cukup Risa
menderita karena ini semua, biarlah aku saja yang berkorban untuk orang-orang
yang aku sayangi, Toni dan Risa... biar hatinya yang memilih.....” batin Reon.
&&&
Sebulan kemudian
“Wuaaaa pantai!!,” teriak Risa yang langsung turun dari motor
dan berlari.
“How
beautiful this moment,”ucap Toni
dalam hati, pandangannya terfokus pada
Risa yang tengah berlari. Toni mengejarnya dari belakang.
“Kenapa senyum-senyum sendiri Ton?,” tanya Risa
penasaran.
“Hehehe nggak kok,”jawab Toni sekenanya. Padahal Toni
benar-benar bahagia hari ini karena bisa jalan-jalan lagi sama Risa.
“Hmm mencurigakan..,” kata Risa penuh selidik, matanya
yang besar menatap tajam mata Toni, membuat Toni salah tingkah, dan Risa langsung
terkekeh membaca itu.
“Huh dasar kamu ini gag da romantis-romantisnya Ris,
panggil sayang kek, beib atau hunny kek, kita kan dah sebulan jadian,” Toni
ngambek, dan membuat Risa lebih terkekeh kali ini.
“Ris, jangan kemana-mana ya,” ucap Toni serius, jemarinya
langsung mengapit jemari Risa seakan takut kehilangan, membuat Risa menoleh ke
arah Toni dan menghentikan aktifitas tertawanya.
“Nggak Sayang,” kata Risa kemudian tersenyum dan memeluk
Toni.
“Aku sayang kamu....” bisik Risa, bersamaan dengan debur
obak lautan.
“Kamu bilang apa barusan?,” Tanya Toni.
“Ah nggak” jawab Risa dengan muka usilnya, dan langsung
berlari ke pantai bermain air .Toni langsung tersenyum dan mengejar Risa.
Keceriaan hari ini merupakan anugrah terindah dari Tuhan untuk jiwa-jiwa yang
kuat.
Inilah
jalan yang aku pilih..
Hatiku
telah memilihmu...
THE END
Story-by Ichi
Ilustration-by Hanggoro Candra
p�rV5�!Ilustration-by Hanggoro Candra
Tidak ada komentar:
Posting Komentar