Sekarang aku tersadar, memang tak ada yang namanya ketulusan itu, semua hanyalah dongeng anak- anak belaka. ya. mungkin memang semua harus berakhir sampai disini..
Air mata membasahi pipi ktika kutulis kalimat terakhir dalam diaryku."harus kuikhlaskan". mungkin ini adalah langkah awal untuk benar- benar melupakan bayang bayang itu, bayangan tak nyata yang menggoreskan sakit yg begitu nyata dalam diri ini. Aku tersenyum menatap keluar jendela, bahkan bintang bintang itu seakan menertawakanku, aku pun kembali terisak dalam pilu.
Mentari pagi menerobos masuk jendela kamar membuat silau mataku yang perlahan terbangun, tak terasa aku tertidur di meja belajar .Entah sejak kapan aku mulai membenci sinar matahari. Langsung kututup tirai jendela kamarku sehingga sinar mentahari tak lagi masuk. Kupandangi ukiran nama diatas meja belajarku, dan kemudian aku beranjak mencari cari Henponku. Kosong, tak ada pesan dari seorang yg namanya aku ukir di meja. Ah mungkin dia sedang sibuk sedari kemarin pikirku positif.
"Chika, kok gag sarapan?" tanya Dean kakakku.
"Chika buru buru kak, nanti aja pulangnya" jawabku singkat sembari ngeloyor keluar rumah. Dean adalah kakakku, Dan jangan tanya tentang ayah dan ibuku, karena mereka terlalu sibuk dengan urusannya.
Kukayuh sepedaku menuju ke danau tempat dimana aku biasa menghabiskan waktuku sendiri saja, dan ku putuskan untuk membolos sekolah. Ramai sekali jalanan pagi ini, pikirku. Sudah beberapa kali aku hampir ketabrak dan menabrak orang, sampai pada tikungan kecil itu sebuah sepeda tiba- tiba malah menabrakku, aku pun jatuh tersungkur di atas aspal , sakit gilakkk pikirku.
"sorry! aku buru- buru, km gpp kan??" tanya seorang pemuda yg menabrakku tadi.
''gag" kataku pelan sambil berdiri dan menuntun sepedaku menjauh dari pemuda tadi, pemuda itu hanya bengong melihatku. aku sudah tidak peduli, aku sedang tak ingin marah, kataku dalam hati.
Pandang rumput indah terhapar indah di depan mataku dengan danau biru di tengahnya membuatku langsung merebahkan tubuhku dia atas rerumputan. Ku lihat hapeku masi tak ada pesan dari seseorang yg namanya aku ukir di atas meja , tanpa pikir panjang kutelpon nama itu
tuut..tutt..tuut.. "hallo"
"hallo..kamu.."
"batreku lowbet.. sms aja"
"iya.."
tuut//tuut
aku tersenyum dan ku tulis pesan untuknya "sms sms :3" sent..
"kenapa?"
"ah gag cm pengen telpon aja" sent..
"oh kirain kenapa"
"gag kok,maaf ya" sent..
"iyah"
Hmm aku tak bisa menahan air mataku.. ya.. nama itu telah berubah, kataku dalam hati. Kupeluk lututku yang melai gemetar dan aku kembali terisak, sekarang aku bisa menangis sepuas hatiku tanpa ada orang tahu.
"Ngapain nangis sendiri disitu?" Sebuah suara mengagetkanku
"Ngapain km ngikutin aku!! belum cukup td nabrak akau!" kataku emosi
"Bukan begitu nona, aku cm mw nganter ini aja kok" pemuda itu duduk dan menyodorkan perban+plester
"Aku gag sakit bego ! ngapain ngasih aku ples...." belum sempat kulanjutkan kata kataku, pemuda itu tiba2 menarik kakiku.
"AWW!!" aku berteriak menahan sakit, baru sadar ternyata kakiku berlumuran darah.
"ini klo gag cepet2 di bersihin bisa infeksi nona" Pemuda itu langsung membersihkan lukaku dan membalutkan perban di lututku sementara aku hanya diam.
"selesai!" kata pemuda itu, " oh ini plesternya taruh sikumu, lecet juga kan" tambahnya sambil nyodorin plester.
"thxs" kataku pelan.
"sama- sama nona, sorry ya tadi udah nabrak"
Pada akhirnya suasana pun menjadi hangat, kami mengobrol sampai sore dan dia mengantarku pulang sementara sepedaku kesayangan masi di bengkel.
"Wht The Hell Vino! Aku juga bisa buat cuek kyk gt sm km, aku benci kamu aku bencii kamu jahat vinooo, akhh!!! sshittt" lagi lagi bayangan vino menghantui, tak nyata namun terasa sangat nyata.
"Vin, lu ngapain bengong? giliran lu jalan"
"haha gpp bro, haha skak!!"
"sial kalah lg gw "
Ya. ketika senyuman ketulusan itu tak lg ada :) dan semua berbalik 180 derajat,, seakan akan kata kata itu sudah punah puluhan juta tahun yang lalu, meninggalkan rasa sesak teramat pedih dalam dada. ya cinta memang tak pernah salah, yg salah adalah ktika kita menyayangi orang yang salah.
to be continue.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar