Senin, 10 Februari 2020

Melepaskan Dalam Kesendirian ~

Berdamai dengan keadaan saat semua seakan semakin memburuk itu memang tak semudah membalikkan telapak tangan, rasa hancur dan kecewa yang bertahun tahun menggerogoti jiwa tak semudah itu menjadi tawar dan biasa, tapi lagi lagi keadaan memaksamu untuk menjadi seperti itu.
Tuhan tak pernah salah, iya, manusialah yang keras kepala. Tapi untuk apa Tuhan menciptakan hati dan perasaan apabila tak mampu merasakan?

Ya, Aku akan kembali pulang,

Membangun kembali mimpi yang sempat hancur berkeping-keping.
Membangun kembali harapan yang bahkan sudah pupus jauh, jauh sebelum ini
Membangun kembali rasa percaya terhadap manusia
Memberi kesempatan manusia yang memang bersungguh-sungguh ingin menggabungkan impian dan harapan yang sama.
Tapi....
Bagaimana Caranya??

Tempo hari seseorang berkata padamu untuk memikirkan masa depan, 
masa depan seperti apa?
Setelah semua ini, apa mudah mengembalikan gelas kaca yang bahkan sudah pecah berkeping-keping? ia sudah tak lagi utuh seperti dulu. terlalu banyak hal yang membuatnya seperti itu, hingga ia telah menciptakan bentengnya sendiri, benteng tinggi yang jauh dari jangkauan manusia manusia tak bertanggung jawab. Tapi Tuhan tak tidur bukan?
Ia senantiasa melihat dari atas sana bahkan ketika dirimu menulis sendiri pilihan dalam harapan yang mencoba untuk diwujudkan tapi entah kapan akan terwujud.

Hilang harap dengan kehidupan?
Ketika manusia lain sudah membangun kehidupannya, dirimu hanya bisa melihatnya dari balik benteng tinggimu sendirian bersama serpihan harapan yang dulu pernah dimiliki. Dan kau hanya terseyum melihat serpihan itu dengan miris.
Tapi kau tak bisa sepenuhnya menyalahkan perasaanmu itu, mungkin waktu akan menjadi obat untuk perasaan -perasaan tak bersalah yang sudah menjadi korban ketidak adilanmu.
Tak apa, karena jiwa yang utuh pasti akan mampu memaafkan untuk mengobati...

Teman Hidup? 
Adalah Misteri langit

Dan mari kita buka lembaran baru lagi...
Meskipun dalam kesendirian... :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar