Kamis, 21 Maret 2013

Tikus Super Heroku

Ini FF  terinspirasi karena temen sekelas aku waktu smp hehehe walaupun ada beberapa modifikasi biar lebih begimana...getoo ^_^ , buat Dian dan Taufiq,, makasih yaa, kalian bikin aku terinspirasi ketika nulis ini. salam gulaa dr ichi :D


Tikus Super Heroku

            “Yaaaah, besok udah hari rabu,”lagi-lagi aku menggerutu sambil menatap lekat jadwal pelajaran di dinding. Hari Rabu adalah hari yang selalu ingin ku skip dalam hidupku sejak aku pindah ke Kota Magelang. Tak bisa dipungkiri, aku merasa kerepotan apabila memasuki jam pelajaran Bahasa Jawa. Berkutat dengan bahasa yang menurutku aneh dan menggelikan ini, aku selalu berpikir bahwa aku sedang terdampar di planet lain. Sebenarnya bukan karena aku benci Bu Rahayu yang selalu menggunakan Bahasa Jawa disepanjang pelajarannya, bukan juga karena aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, melainkan karena aku tidak bisa berbahasa Jawa fasih seperti teman-temanku, itu adalah point utamanya. “Huftt, jadi rindu kota kelahiranku.. Bandung,” kataku dalam hati.

            Hari Rabu pun tiba, aku dengan segenap keberanianku berjalan menuju kelas 8e, kupeluk erat paper bag yang berisi makanan kecil yang wajib aku bawa di hari Rabu.

            “Dian!! tumben berangkat pagi bener, gara-gara Bahasa Jawa yah, tenang pasti aku ajarin, hehe” kata Tofik dengan nada setengah mengejek, kemudian menarik kursi untukku.

            “Diem lu tikus!!,” desisku kesal pada Tofik, dan langsung mengeluarkan buku Bahasa Jawa. Tofik adalah teman sebangku ku, dan betapa menyebalkan dan sok imutnya dia  dengan mata sipitnya itu. Seperti tikus, Huh!

            “Kamu cantik banget deh Dian kalo bawa ginian tiap hari,”  ucap Tofik tulus sambil mengunyah keripik kentang dalam mulutnya.

“Sok imut lu, dasar Tikus!” kataku sambil nyengir mendengar kata-kata Tofik yang selalu ku sebut sebagai Tikus sok imut. Aku berusaha fokus dengan buku Bahasa Jawa di depanku sementara Tofik dengan usilnya malah mengoyang-goyangkan kursiku, membuat aku semakin kesal.


            “Ihh tikuss!! lu tau gag sih gua lagi belajarr!!, lama-lama risih juga gua deket lu” amarahku mulai meledak-ledak, kucoba mengatur nafas dan kembali berkata, “mending lu makan aja tuh semua kripik kentang gua tapi jangan ganggu gua!!. Seketika teman-teman sekelas langsung memperhatikan ke arah mejaku dan Tofik. Rasanya menyesal juga tadi sudah memarahinya, membuat Tikus sok imut itu langsung diam.

Bel sekolah berbunyi, tak lama kemudian Bu Rahayu masuk ke kelas, memberi salam dan membagikan lembaran kertas soal kepada kami.

            “Hari ini ulangan,” ucap Bu Rahayu penuh sumringah.

 Ku pandangi wajah teman-temanku satu per satu, mereka seperti tanpa beban menghadapi ulangan Bahasa Jawa ini, sementara aku!!, ku baca satu persatu kata-kata Bahasa Jawa ini, mencoba mencerna arti apa yang tekandung di dalamnya, lalu dengan super teliti kukerjakan.

30 menit berlalu, aku mulai gelisah karena 10 menit lagi harus sudah dikumpulkan, sementara aku tidak bisa mengartikan tulisan Jawa yang seperti rentetan cacing ini. Kulirik Tofik di sebelahku, bahkan dia sudah menyelesaikan kalimat terkhirnya. Rasanya aku ingin menangis. Tiba-tiba Tofik berdiri dan menyelipkan kertas kecil di tempat pensilku tanpa menatapku. Kubuka kertas itu, mataku terbelalak kaget, hatiku campur aduk, senang sekaligus terharu karena Tofik memberikan jawabannya kepadaku padahal tadi aku sudah memarahinya, Tofik seakan membaca kegelisahanku. “Ya ampun...Tikus Super Heroku,” bisikku dalam hati. Aku pun memutuskan untuk minta maaf usai pelajaran nanti.^_^

           
���@��@ story-by Ichi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar