Jumat, 07 Desember 2012

~Senyuman Ketulusan~

Kembali berjalan dalam gelapnya malam, kau tau keadaan ini terkadang membuat aku rapuh, aku tak habis pikir apa yang terjadi, diluar semua ini memang terlihat baik baik saja, tetapi tak kau lihat apa yang kini tengah aku pikirkan, aku pun tak tau harus bagaimana, bahkan aku tengah merasa sendiri. Ya kau adalah bagian dari masa lalu, tahun lalu kupikir kau adalah bagian dalam hidupku namun sekarang kau adalah asa. Biarkan aku berjalan kembali.

 Aku tersentak ketika sebuah tangan menyentuh bahuku, Ternyata Raka, seperti biasa dia datang tiba-tiba tanpa aku sadari, aku dan Raka berteman sekitar bulan Febuari 2012, Raka adalah sosok yang baik, tidak seperti Sasori, seorang lelaki penggenit aku pikir, hahaha.

"belum pulang?" tanya Raka mebuyarkan pikiranku yang sedari tadi nerocos sendiri.

"hmm belum" jawabku singkat, kuliahat dia tersenyum kecil mendengar jawabanku sehingga lesung pipinya terlihat, menambah manis senyumnya. OmG...tak pernah kusadari Raka semanis ini ^^~

"hei! kenapa kamu? senyum2 gajelas gt -__-,  haha terpesona yaa sama aku yang ganteng banget ini :p" kata Raka narsiss nya kumat.

"idiih sapa juga si yg senyum2, ih pede bgtt" aku mulai kesal klo Raka mulai kepedean, walaupun memang itulah adanya, Raka memang manissss. Sejujurnya diam-diam Raka telah memberi warna lain dalam hidupku, Ya dia memang berbeda.

Sore itu aku dan Raka berjalan pulang, kebetulan rumah kami searah, seperti biasa Raka banyak bercerita dan kami pun selalu terlibat pembicaraan yang lucu lucu, sampai pada persmpangan jalan itu, aku melihat sang asa besama Dewinya tengah lewat berboncengan, mesra kurasa :)) . Aku langsung menghentikan langkahku membuat Raka bertanya " kenapa berhenti?, kan haltenya masi disana" aku hanya tersenyum sebagai jawaban dari pernyaan Raka dan membuat Raka sedikit bingung.

Di dalam bus aku tak banyak bicara, aku hanya memandangi rintik hujan  di balik jendela sesekali menghela nafas. 
"kamu gag lg sakit kan?" tanya Raka
"gag kok" jawabku singkat. Aku tau Raka sebenarnya tau apa yang terjadi karena dia pintar membaca keaadan dan Rama tau bahwa aku pasti tak ingin membahasnya.

Bulan demi Bulan pun berlalu membenarkan bahwasanya waktu akan menghapus semua luka. Dan benar saja selama ini tak pernah kulihat dari sang asa senyuman setulus senyuman yang  Raka berikan padaku.

"aku sayang kamu, aku tak sabar menunggu waktu itu"

biarkan takdir yang menyatukan kita :))





Tidak ada komentar:

Posting Komentar